Forward WhatsApp Dibatasi Agar Hoaks Tidak Jadi Viral
Jakarta |
Pembatasan pesan terusan atau forward melalui media sosial khususnya WhatsApp (WA) yang ditujukan untuk membatasi agar konten negatif terutama hoaks tidak menjadi viral, mulai berlaku sejak Selasa (21/1) siang.
Sebelumnya, telah dilakukan beberapa kali diskusi dengan penyedia platform aplikasi WhatssApp sejak September 2017, Kementerian Kominfo mendapatkan kepastian untuk fitur pembatasan pesan terusan (forward message) pesan maksimal ke 5 pengguna lain.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menyampaikan, bahwa terkait hal tersebut, dirinya pada September tahun lalu sudah bicara dengan WhatsApp. Juga dengan pemimpin dari 5 negara di dunia.
“Jadi bukan hanya Indonesia, kita membahas bagaimana melakukan pembatasan penyebaran chat ke pengguna lain (limitation number of WhatsApp message share),” kata Rudiantara Rudiantara usai bertemu dengan VP Public Policy & Communications WhatsApp, Victoria Grand, di Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta, Senin (21/1).
Disebutkan oleh Rudiantara, mulai Senin tanggal 21 Januari siang waktu Los Angeles atau 22 Januari Waktu Indonesia Barat, WhatsApp akan membatasi forward hanya maksimal 5.
Menurutnya, pihak WhatsApp memiliki perhatian yang sama untuk menangkal penyebaran berita hoak itu. Sehingga sejak tahun lalu mereka mengembangkan fitur agar bisa membatasi penyebaran pesan yang negative, dan selama dua bulan terakhir, WhatsApp telah melakukan tes versi beta.
Dijelaskan oleh Menkominfo Rudiantara, bahwa modus penyebaran hoaks menggunakan media sosial dan aplikasi pesan instan. “Posting dulu di Facebook (FB), kemudian diviralkan melalui WA. Kemudian akun FB yang posting tadi dihapus. Ini yang kita perhatikan number of virality,” ungkapnya.
Meskipun demikian, Rudiantara mengakui fitur ini tidak bisa menjamin 100% hoaks tidak akan tersebar. “Tugas kita adalah mitigasi risiko. Bagaimana menekan penyebaran, membuat angkanya serendah mungkin,” jelasnya.
Di awal perbincangan dengan pekerja media, Menteri Rudiantara menyatakan pemerintah sebenarnya tidak akan membatasi pesan terusan. “Forward tidak terbatas boleh untuk konten positif bukan hoaks. Kita support unlimited forward dengan konten positif,” tukasnya.
Namun, pembatasan diperlukan karena ditemukan platform aplikasi WhatsApp ternyata digunakan untuk menyebarkan konten hoaks dan konten negatif lainnya. “Kalau berkaitan dengan konten negatif atau hoaks akan kita batasi,” katanya.
Sementara itu, VP Public Policy & Communications WhatsApp Victoria Grand menyatakan aplikasi pesan instan WhatsApp disediakan untuk melayani penggunaan one to one.
“Berdasar riset dan diskusi dengan beberapa pemimpin dunia, kami menemukan angka pembatasan lima itu yang paling ideal untuk menghindari penyebaran hoaks,” pungkasnya.
Berita: Mh | Foto: Istimewa