PendidikanPeristiwa

Didik Mahasiswa dengan Keterampilan yang Belum Bisa Digantikan Mesin

Jakarta |
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menyampaikan, revolusi industri 4.0 membutuhkan mahasiswa adaptif terhadap kemungkinan mesin menggantikan pekerjaan lulusan perguruan tinggi, terutama lulusan politeknik.

Mahasiswa harus dididik pengetahuan dan keterampilan yang belum bisa dilakukan mesin, yang biasa dikenal dengan istilah AI (artificial intelligence) atau kecerdasan buatan.  

Menurut Nasir, otomatisasi, globalisasi, dan peningkatan keterampilan telah mendorong restrukturisasi ekonomi besar-besaran.

“Kalau kita ikuti pendidikan yang dikembangkan oleh Amerika, yaitu di Massachusetts Institute of Technology (MIT), mahasiswa harus dididik pada hal-hal yang mesin tidak bisa lakukan,” ujar Menteri Nasir saat memberi kuliah umum dengan tema ‘Mempersiapkan Generasi Muda Indonesia dalam Era Industri 4.0” di Kampus II Politeknik Kediri, Kediri, Jawa Timur, Kamis (10/1).

Nasir juga menambahkan bahwa mahasiswa tidak dapat hanya mengandalkan ilmu yang diperoleh di kampus, namun juga perlu menggali dan mempelajari kompetensi lainnya dari berbagai sumber untuk meningkatkan kreativitasnya.

Ditegaskannya, bahwa mahasiswa tidak boleh hanya mengandalkan ilmu yang diajarkan di kuliah saja, tapi bagaimana mahasiswa menjadi kreatif, inovatif.

“Ada beberapa literasi yang harus dikuasai di era Revolusi Industri 4.0 yaitu literasi data, literasi teknologi, literasi bahasa dan literasi manusia,” ungkap Menteri Nasir.

Dirinya juga mendorong dosen politeknik tidak hanya mengajarkan ilmu atau kompetensi kepada mahasiswa, tapi juga memberi pengalaman dan pandangan inovatif sehingga mahasiswa dapat adaptif saat bekerja.

Setelah kuliah umum di hadapan civitas akademika Politeknik Kediri, Menteri Nasir memberikan masing-masing satu laptop kepada mahasiswa dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) tertinggi pada program studi masing-masing serta satu mahasiswi asal Papua sebagai motivasi meningkatkan prestasi di kampus.

Pada kesempatan ini, Menteri Nasir juga mengungkapkan sinyal positif untuk mengubah status Politeknik Kediri yang saat ini baru melaksanakan Program Studi Di Luar Kampus Utama (PSDKU) D3 Akuntansi, D3 Perawatan dan Perbaikan Mesin, serta D3 Teknik Informatika dari Politeknik Negeri Malang.

“Jika persyaratannya memenuhi, Politeknik Kediri akan diubah menjadi Politeknik Negeri Kediri, beserta empat politeknik swasta lain,” katanya.

Kuliah umum ini dihadiri oleh Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar, Direktur Pengembangan Perguruan Tinggi Totok Prasetyo, Direktur Politeknik Kediri Bambang Soekodiono, Direktur Politeknik Negeri Malang (Polinema) Awan Setiawan, dan Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah VII Jawa Timur, Soeprapto.

Berita: Sigit | Foto: Istimewa/BKKP

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.