July 27, 2024

LIPI: Ozon Nanomist untuk Solusi Disinfektan Nonkimia

Jakarta |
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak merekomendasikan mekanisme penyemprotan alkohol atau klorin ke tubuh manusia.

Dalam keterangan resminya, WHO menyatakan penyemprotan bahan-bahan kimia seperti yang dilakukan masyarakat di bilik-bilik disinfektan buatan sendiri dapat membahayakan jika terkena pakaian atau selaput lendir.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Balai Pengembangan Instrumentasi mengembangkan Ozon Nanomist sebagai solusi bahan dasar disinfektan nonkimia.

Kepala Balai Pengembangan Instrumentasi LIPI Anto Tri Sugiarto menyampaikan, Ozon merupakan bentuk lain dari oksigen yang merupakan reaksi oksigen dan sinar ultraviolet dari matahari.

“Ozon banyak ditemui di sekitar kita dan kembali menjadi oksigen secara alami,” ujar Anto Tri Sugiarto di Bandung, Jawa Barat, Selasa (31/3).

Anto menjelaskan, sejak tahun 1906, Ozon sudah digunakan sebagai bahan dasar disinfektan karena memiliki kemampuan oksidasi yang lebih baik dibandingkan klorin dan hidrogen peroksida.

“Hal ini menjadikan Ozon sangat efektif dalam membunuh berbagai jenis mikroorganisme berupa virus, bakteri dan jamur,” ujar Anto, dalam siaran pers yang dirilis LIPI, Selasa (31/3).

Anto juga menjelaskan, saat ini ozon banyak dipergunakan untuk setrilisasi bahan makanan, minuman, peralatan produksi, peralatan medis, air kolam renang dan pada pengolahan air minum. “Bahkan Ozon saat ini juga dipergunakan untuk terapi beberapa jenis penyakit termasuk SARS dan MERS,” ujar Anto.

Diterangkan oleh Kepala Balai Pengembangan Instrumentasi LIPI itu, bila dipaparkan dalam udara dalam sebuah ruangan, ozon mampu menstrerilisasi udara dan permukaan ruangan tersebut.

“Ozon juga didapati efektif untuk menonaktifkan SARS pada udara dan permukaan dengan durasi pemaparan hingga 30 menit dan dengan dosis 0.5-2.5 part per million,” ujarnya.

Dirinya menambahkan, dengan kemampuan disinfeksi tersebut, Ozon diyakini memiliki kemampuan membunuh bakteri atau virus yang menempel di permukaan atau di udara, dalam ruangan tertutup seperti bilik desinfektan.

“Ozon nanomist secara teknis dapat dipakai untuk menggantikan disinfektan kimia di bilik desinfektan dengan potensi resiko lebih rendah selama dipakai mengikuti durasi dan ketentuan,” ungkap Anto Tri Sugiarto.

Kendati demikian, Ozon nanomist tidak serta merta menjamin seseorang dapat terbebas dari virus di dalam tubuh. “Upaya pencegahan terbaik tetaplah dengan gaya hidup sehat dan bersih, serta rajin mencuci tangan dan mandi setelah beraktivitas di luar rumah,” imbuhnya.

Berita: Mh | Foto: Istimewa/Ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.