Kemenkominfo Ajak Kenali Ciri Hoaks dan Jangan Mudah Percaya
Surabaya |
Staf Ahli Menteri (SAM) Komunikasi dan Informatika Bidang Hukum Henri Subiakto mengimbau seluruh masyarakat saat menghadapi hoaks untuk tidak mempercayai atau bahkan menyebarkannya.
“Kami mewakili Kementerian Kominfo mengimbau kepada siapa saja untuk menangani atau menghadapi hoaks,” katanya saat menghadiri Bakti Sosial Safari Ramadhan di Yayasan Pondok Pesantren Nurul Huda Surabaya, Jawa Timur, Senin (21/5).
Ditegaskan juga oleh Henri agar masyarakat jangan mudah percaya pada hoaks atau berita fitnah. Menurutnya itu sama seperti dengan surat kaleng, tapi digital dan tidak jelas siapa yang membuat.
Henri Subiakto bahkan menunjukkan ciri-ciri hoaks antara lain, informasi yang membuat kecemasan, berisi ajakan bermusuhan atau membenci. ”
Cirinya adalah informasi yang membuat kita cemas berlebihan. Hoaks juga bikin kita membenci yang berbeda. Apalagi jika ada kata-kata viralkan atau sebarkan kalau tidak masuk neraka. Itu pasti hoaks!,” tegasnya.
SAM Bidang Hukum itu juga mengmukakan, yang perlu dilakukan adalah selalu mengingatkan agar tidak bicara mengenai keburukan atau bahkan menyebarkan hoaks dan konten negatif lainnya termasuk radikalisme.
Dia menyebutkan, hampir 70 persen di aplikasi WhatsApp (WA) yang bicara mengenai keburukan kelompok lain dan sekarang begitu banyak, dan menurutya Kementerian Kominfo ikut bertanggung jawab karena konten radikalisme banyak yang tersebar melalui internet.
“Ada di FB, instagram atau media sosial lainnya. Perlu diketahui teknologi informasi itu sumber pengetahuan dan pengajaran, jika ada yang ada yang memanfaatkan untuk kebutuhan negatif ya perlu diingatkan,” tandasnya.
Pahami dan Manfaatkan Teknologi
Dalam rangkaian acara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke 110 Tahun 2018 yang diselenggarakan Kementerian Kominfo itu, Staf Ahli Menteri Kominfo Henri Subiakto juga mengajak para santri dan siswa belajar dan membangkan keahlian di bidang teknologi.
“Internet itu teknoloigi yang mendekatkan kita terhadap ilmu pengetahuan, negara yang maju akan menggunakan teknoloigi yang maju juga,” katanya.
Secara khusus Henri mengajak seluruh santri untuk belajar teknologi agar tak kalah dengan negara lain. Saat ini. tambahnya, teknologi sudah berkembang ke artificial intelegence.
Bahkan, ungkap Henri, di Uni Emirat Arab sudah ada menteri termuda berusia 27 tahun, Menteri khusus untuk mengurusi artificial intelegence karena bisa digunakan untuk menguasai pengetahuan.
“Adik-adik yang sekarang belajar Islam dan Quran juga harus belajar tentang teknologi. Kita jangan sampai kalah dengan masyarakat lain,” katanya.
Henri Subiakto juga mengajak santri untuk bersyukur karena Indonesia merdeka jadi semua orang bisa belajar. Dia menjelaskan, harus diketahui karena Indonesia ini ada karena kita bisa belajar, itu karena Indonesia medeka.
“Dan Kemerdekaan Indonesia diletakkan dengan ide dasarnya dari tokoh Surabaya, salah satunya Dr Soetomo,” sebutnya.
Di akhir sambutan, SAM Bidang Hukum menyampaikan salam dari Menteri Kominfo Rudiantara kepada alim ulama para kyai dan mubaligh dan habaib.
“Pak Menteri mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa ramadhan dan mudah-mudahan ibadah kita diterima oleh Allah dan menjadi rahmat bagi kita sehingga kita termasuk orang-orang yang diridhai,” imbuhnya.
Sementara itu, Sekretaris Yayasan Pesantren Nurul Huda M Mudir menjelaskan, Bakti Sosial Safari Ramadhan dilaksanakan di empat kota yaitu, Surabaya, Yogyakarta, Solo dan Semarang.
“Untuk di Surabaya Pondok Pesantren Nurul Huda di percayai sebagai tempat acara,” jelas M Mudir.
Ketua Pondok Putra Achmad Qusyairi menambahkan acara ini mejadi rangkaian Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke 110 yang mengusung tema ‘Pembangunan Sumber Daya Manusia Memperkuat Fondasi Kebangkitan Nasional Indonesia di Era Digital’.
Melalui acara bakti sosial, Qusyairi mengharapkan dapat memberikan pengobatan gratis serta pembagian sembako bagi masyarakat sekitar pesantren.
Berita: Mh | Foto: Istimewa