OJK Dorong Pemanfaatan Teknologi dan Tingkatkan Ekonomi Rakyat Lewat BWN
Jakarta |
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen untuk terus meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penyediaan akses keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat melalui program Bank Wakaf Mikro (BWM).
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, pihaknya meyakini bahwa kemiskinan berkaitan erat dengan ketersediaan akses keuangan.
“Untuk itu, kami menginisiasi pembentukan Bank Wakaf Mikro di daerah sebagai upaya OJK tidak hanya fokus pada nasabah besar tetapi juga mendorong penyediaan akses keuangan bagi masyarakat kecil,” ujar Wimboh Santoso, saat meresmikan pendirian BWM Apik di Pesantren Apik Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah, Jumat (6/9).
Menurutnya, skema dalam Bank Wakaf Mikro merupakan terobosan baru yang dirancang sesuai kebutuhan dan kemampuan masyarakat kecil. “Karena pembiayaan yang diberikan cukup murah dengan margin hanya 3 persen per tahun dan mudah tanpa agunan,” tutur Wimboh Santoso.
Dijelaskan oleh Ketua Dewan Komisioner itu, bahwa pihaknya juga mendorong pemanfaatan teknologi oleh Bank Wakaf Mikro. “Seperti untuk memasarkan produk, meningkatkan kapasitas pelayanan, maupun mengembangkan usahanya,” pungkasnya.
Hingga Juli 2019, terdapat 52 Bank Wakaf Mikro yang tersebar di 15 provinsi dengan nilai total pembiayaan Rp24,9 miliar untuk 19.543 nasabah yang terdiri dari 2.374 kelompok usaha masyarakat sekitar pesantren Indonesi (Kumpi).
Provinsi Jawa Tengah saat ini memiliki Bank Wakaf Mikro terbanyak di antara provinsi lainnya, yaitu 11 Bank Wakaf Mikro.
BWM Apik sejak April 2019 sudah membina 270 nasabah dengan nilai pembiayaan Rp270 juta yang kebanyakan merupakan kelompok masyarakat produktif dengan usaha kecil jajanan tradisional, kerajinan anyaman bambu dan bahan makanan pokok.
Berita: Sigit | Foto: Istimewa/Ilustrasi