Menapaki Jejak Kharisma Salah Satu Putera Terbaik Pulau Dewata di Denbukit Desa Sembiran
Oleh Ngurah Sigit*
Dari Denpasar, pagi itu saya melangkah bersama angin yang sejuk, menuju kawasan Denbukit, Desa Sembiran, Bali Utara. Perjalanan memakan waktu sekitar dua jam tiga belas menit.
Jalanan yang membelah lembah dan perbukitan itu terasa hening, namun bukan berarti kosong. Hening itu justru menghadirkan semangat yang perlahan tumbuh dari dalam jiwa, ditemani alunan lagu: “Pesan Perjuangan Prananda Prabowo Putra Sang Fajar”.
Sepanjang perjalanan, pemandangan hijau terbentang bak permadani alam. Pepohonan tua berdiri gagah, seolah menjadi saksi bisu perjalanan zaman.
Setiap tikungan seakan mengantar saya semakin dekat dengan sesuatu yang lebih dari sekadar tempat, sebuah ruang batin, tempat memuliakan leluhur dan alam semesta.
Sesampainya di kawasan Denbukit, Desa Sembiran, udara terasa berbeda. Lebih sejuk, lebih jernih, seolah mengandung doa-doa yang terhembus oleh angin.
Mobil kami sempat berhenti di depan Pura Desa dan Pura Puseh, yang keduanya berdiri anggun, berhiaskan ukiran tua yang tampak abadi dalam diam. Kami pun menghaturkan canang sebagai rasa syukur dan penghormatan.
Suasana di sekitar pura begitu suci, mistis namun damai dengan penuh nuansa spiritual. Aroma dupa dan bunga segar menyambut kedatangan kami, bersama desir angin yang membawa pesan tak kasat mata.
Lalu, di depan Pura Desa dan Pura Puseh itu, terjadilah peristiwa yang takkan pernah kami lupakan.
Seorang nenek tua berbaju putih menghampiri. Rambutnya diikat rapi, wajahnya tampak anggun, menyerupai Brahmana yang turun dari khayangan. Dengan suara lembut, ia bertanya,
“Mau ke mana, Jro?“
Kami menjawab dengan penuh hormat, “Menuju rumah di bukit itu“.
Dengan senyum ramah sambil menunjuk beliau berkata lirih, “Itu Puri Murdaning Jagat Bali. Di sana ada Griya Agung dan Ida Ratu Dukuh”.
Dengan gerakan tenang, sang nenek mengambil sebutir beras merah dari selendangnya. Ia berikan kepada kami sambil berucap,
“Makanlah, Jro, untuk kesehatan dan restu Maha Ibu Dewi Sakti“.
Tak lupa, ia percikkan air suci. Sembari mengucap, “Rahayu, rahayu, rahayu,” beliau pun berjalan menjauh, lalu menghilang di balik kabut pagi yang perlahan menutup jejaknya.
Perjalanan kami lanjutkan menuju rumah adat Denbukit. Di sana, kami disambut hangat oleh prebekel, para pemangku, dan masyarakat setempat.
Kehangatan mereka begitu tulus, seperti keluarga yang telah lama tak bersua. Kami duduk bersahaja, meminum kopi, mencicipi jajanan tradisional yang menggugah rasa dan kenangan masa kecil.
Tak lama, di tengah kebersamaan itu, hadir sosok Gubernur Bali, Bapak I Wayan Koster. Beliau datang tanpa jarak, merendahkan hati, membaur dengan masyarakat. Tidak ada sekat, tidak ada perbedaan.
Dalam kebersamaan itu, Bapak Gubernur menyampaikan pesan yang menggetarkan jiwa:
“Tanpa restu leluhur dan Betara, tidak ada titik temu. Bila restu telah turun, pasti ada jalan”.
Sebuah kalimat yang begitu sederhana, namun mengandung kedalaman filosofi Bali yang hidup hingga kini.
Sebelum pertemuan berakhir, dengan suara lembut, beliau mengucapkan pesan penuh makna nusantara:
“Air yang keluar dari batu itulah air suci Ponjok Batu, disucikan dan diperebutkan karena membawa kehidupan“.
Pesan penuh makna dari salah satu putera terbaik Pulau Dewata tersebut sangat jelas menegaskan, bahwa kehidupan sejati selalu bersumber dari yang suci dan abadi.
Dari leluhur, dari alam, dari nilai-nilai kearifan lokal yang terus dijaga oleh masyarakat Denbukit, Desa Sembiran.
Dalam perjalanan kembali ke Denpasar, di sepanjang jalan saya merenungkan semua yang telah saya alami. Denbukit bukan sekadar tempat, melainkan ruang di mana jiwa menemukan kembali hakikat ketulusan, kebersahajaan, dan penghormatan terhadap alam serta leluhur.
Dan saya percaya, siapa pun yang menjejakkan kaki di sana, akan membawa pulang bukan hanya cerita, melainkan sebutir beras merah yang tak tampak, sebuah restu abadi untuk perjalanan hidup yang lebih bermakna.
Senin, 14 Juli 2025
*Penulis adalah Sosiolog, Budayawan, dan Pemerhati Media.
Discover more from sandimerahputih.com
Subscribe to get the latest posts sent to your email.

