Wagub Cok Ace: Bali Kembali Siap Dikunjungi Wisatawan Domestik Maupun Mancanegara
Denpasar |
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Wagub Cok Ace) yang didampingi Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata Purtu Astawa saat menerima audensi dari pengurus Forum Indonesian Tourism Training Center (ITTC) di Denpasar, Bali, Selasa (8/12).
Dalam kesempatan tersebut Wagub Cok Ace mengatakan bahwa Pandemi Covid-19 telah memberi dampak yang sangat signifikan terhadap Bali, yang mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi dan industri pariwisata sangat lesu.
“Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali sedang melakukan berbagai upaya untuk memulihkan perekonomian dengan terus berupaya memperoleh kepercayaan publik, bahwa Bali siap untuk dikunjungi kembali oleh wisatawan baik domestik maupun mancanegara,” ujarnya.
Oleh karenanya, sambung Cok Ace, para pengusaha hotel dan restaurant untuk tetap optimis bahwa pariwisata Bali akan segera bangkit kembali. Usaha untuk menerapkan protokol kesehatan untuk membangun kepercayaan dikalangan wisatawan yang akan berkunjung ke Bali terus digaungkan.
Dilansir portal baliprov.go.id, Cok Ace yang juga merupakan Badan Pengurus Daerah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (BPD PHRI) Bali mengungkapkan, bahwa pihaknya menerapkan Health Protocols Clean, Health, Safety and Environment (CHSE) pada 14 sektor kegiatan masyarakat.
“Terselenggaranya Health Program CHSE pada bisnis pariwisata seperti hotel, restoran, objek wisata, jasa travel agen, wisata air dan bisnis, merupakan langkah startegis yang telah diambil oleh Pemprov Bali dalam protokol kesehatan Penerapan CHSE. Termasuk penerapan pembayaran non tunai dengan aplikasi QRIS, serta menyiapkan program berbasis branding, advertising, dan selling terus digencarkan, sehingga wisatawan akan merasa aman dan nyaman untuk berwisata ke Bali,” terangnya.
Selain itu, sambung Wagub Cok Ace, Pemprov Bali juga memiliki startegi baru dalam mencegah dan menghentikan penularan Covid-19 dengan selalu menerapkan 3T (Tracing,Testing and Treatment), disamping juga melibatkan Desa Adat yang berdasarkan kearipan local dengan pembentukan Satgas Gotong Royong.
“Selain penaganan Covid-19, penurunan pariwisata Bali juga menjadi perhatian, strategi pengembalian pariwisata juga tetap dipikirkan, termasuk terus menjajaki kerjasama dengan pelaku industri di luar dan survey tren pariwisata sebagai akibat dari Covid-19,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Forum ITTC Made Arya Astina menyampaikan, bahwa dibentuknya forum yang saat ini dipimpinnya itu adalah untuk menghadirkan pelatihan dan sertifikasi berkualitas internasional yang dibutuhkan dunia pariwisata serta mewujudkan ekosistem yang kondusif serta mebangun Sumber Daya Manusia (SDM) Pariwisata Indonesia yang berdaya saing Global.
“Sehingga Bali sebagai lokomotif pariwisata Indonesia dipandang perlu membutuhkan ITTC sebagai lokomotif pengembangan sumber daya manusia dengan tenaga yang terampil dan siap kerja,” ucapnya.
Menurut Made Arya Astina, ITTC selalu mendorong ditanamkannya budaya entrepreneurship (wirausaha) pada lembaga pendidikan dan pelatihan.
“Disamping mewujudkan sumber daya manusia pariwisata yang agile dan adaptif, ITTC selalu membangun kolaborasi dunia pendidikan dan pelatihan dengan dunia industri pariwisata sehingga saling memberikan benefit, sehingga mampu meningkatkan citra lembaga pendidikan dan pelatihan pariwisata dengan pengakuan kualitas lembaga,”imbuhnya.
Dalam audensi, hadir juga Sekretaris ITTC I Nyoman Sukadana, Wakil Ketua I Made Sumitra Wakil dan Wakil Ketua II Anak Agung Widnyana.
Berita: Sigit | Foto: Istimewa