July 27, 2024

Peringati Hari Pahlawan, Museum Wayang Gelar Wayang Kulit Dewa Ruci

Jakarta, (Restorasi News)
Dalam seni dan budaya, jangan takut berkreasi dan berinovasi. Sebab banyak hal yang dulunya inovasi seseorang, sekarang menjadi tradisi masyarakat.

Gubernur DKI Jakarta Anies R Baswedan menandaskan hal itu ketika membuka Pergelaran Wayang Kulit Semalam Suntuk dengan lakon Dewa Ruci, Sabtu (25/11) malam di Taman Fatahillah, Kota Tua Jakarta.

Hadir Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta DR Tinia Budiati bersama para Kepala Museum, Ketua PEPADI Pusat Kondang Sutrisno dan ribuan pengunjung Kota Tua.

“Seperti cerita Dewa Ruci ini, asli Nusantara, asli Indonesia. Padahal cerita wayang Mahabarata aslinya dari India. Makanya untuk pelestarian seni budaya dan pengembangannya jangan takut berinovasi,” ucap Gubernur Anies.

Dicontoh Anies lagi, tradisi kain batik dulunya untuk busana kaum perempuan. Makanya ketika disainer Iwan Tirta mengubah tradisi pria mengenakan kain batik, banyak orang yang mencerca. Sebab masyarakat menganggap Iwan melanggar pakem.

“Tapi sekarang pria pakai baju batik seperti ini sudah biasa,” tutur gubernur sambil dengan bahasa tubuh menunjuk dirinya sendiri yang berbaju batik. Para tamu pria yang berbatik juga sempat melirik bajunya masing masing.

Gubernur Anies Baswedan yang pernah menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengajak masyarakat menonton wayang untuk dapat mengenali berbagai karakter manusia yang ditunjukkan oleh masing masing tokoh wayang. “Dengan banyak mengenal berbagai karakter manusia menjadikan orang lebih bijaksana,” ujarnya.

Cerita Dewa Ruci ini menurut Anies sangat pas dengan semangat pemuda dan semangat pahlawan yang sedang diperingati. Bima tokoh utama cerita itu digembleng melawan kekuatan raksasa, dan berhasil lolos dengan keteguhan dan kejujurannya.

Dalam kesempatan itu Ketua PEPADI Pusat Kondang Sutrisno memberikan cinderamata wayang Bima atau Werkudara kepada Gubernur Anies. Dasarnya, karakter Anies tegas, berani dan jujur seperti Bima.

Ketua Komunitas Pelestari Seni Budaya Nusantara Yoga Mandira mengajak masyarakat seni budaya mendukung gubernur yang telah menjadi bapak semua pihak itu. “Secara de facto dan de jure Pak Anies telah menjadi bapak kita semua,” kata Yoga.

Mengawali pergelaran satu lagi wayang Bima diberikan kepada Gubernur kemudian diberikan kepada dalang Ki Anom Sutarwanto untuk selanjutnya dimainkan dalam cerita Dewa Ruci.

Hadir Kepala Museum Kebaharian Husnison Nizar yang di museumnya terdapat koleksi miniatur kapal pelatih taruna AAL KRI Dewa Ruci, yang saat ini sedang berlayar ke Sabang dalam Ekspedisi Nusantara Jaya 2017 membawa 68 pelajar SLA berprestasi dari 34 provinsi se Indonesia.

Sementara Norviadi Setio Husodo selaku Kepala UPK Kota Tua selaku panitia sibuk di lapangan beserta anak buahnya, serta Sumardi Dalang dari Museum Wayang sebagai pembawa acara.

Dari ribuan pengunjung Taman Fatahillah, lebih 300 an orang duduk dalam tenda pergelaran. Banyak diantaranya kelompok remaja yang berbicara dengan bahasa ‘ngapak-ngapak’ ditambah dalang dan wayangnya gaya Banyumas, menambah suasana menjadi meriah penuh aura kultur budaya.

Berita: Pri | Foto: Istimewa/Pri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.