Penuhi Kualitas Ekspor, Jembrana Panen Perdana Pisang Cavendish
Denpasar |
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso didampingi Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian mengunjungi Kabupaten Jembrana, Bali, Jumat (30/10).
Kunjungan tersebut dalam rangka panen perdana tanaman pisang cavendish pengembangan hortikultura berorientasi ekspor hasil kerja sama kemitraan petani dan Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Bali dengan salah satu eksportir pisang cavendish terbesar di Indonesia PT Nusantara Segar Abadi (NSA) yang merupakan anak perusahaan PT Great Giant Pineapple (GGP).
Pada kesempatan itu Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan, bahwa kerja sama kemitraan antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan swasta, dan petani adalah solusi yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, daya saing, dan kontinuitas produk pisang cavendish.
“Sehingga dapat memenuhi kebutuhan baik bagi pasar lokal maupun pasar global serta sebagai upaya Pemerintah dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional,” ujarnya.
Menurut Susiwijono komoditas pisang menjadi peluang bagi Indonesia untuk terus meningkatkan produksi baik dari segi kuantitas, kontinuitas, maupun kualitas.
Menindaklanjuti hal itu, sambungnya, pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) mendorong pelaksanaan Program Pengembangan Hortikultura Berorientasi Ekspor untuk mensubstitusi impor produk hortikultura dan meningkatkan pemerataan ekonomi di daerah.
“Sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mendorong petani dan nelayan agar membangun model bisnis korporasi dengan skala ekonomi yang efisien, sehingga dapat mempermudah petani dan nelayan dalam mengakses pembiayaan, teknologi, dan memperkuat pemasaran produk,” jelasnya.
Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian Musdhalifah Machmud memaparkan, bahwa per Oktober 2020, luas tanam pisang cavendish di Jembrana Bali sudah mencapai 23,31 hektare dan akhir tahun 2020 ditargetkan luas tanam bisa mencapai 32 hektare.
“Harapannya dapat meningkatkan nilai ekonomi hingga Rp2.211.840.000 per tahun, sehingga dapat mendorong tambahan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan petani,” ucapnya.
Sementara itu Bupati Jembrana I Putu Artha mengaku sangat mengapresiasi pengembangan pisang cavendish di wilayahnya itu.
Ia menyambut baik dan sangat menyakini jika pertanian tersebut dikelola dengan pola kerakyatan tentunya bisa memberdayakan masyarakat petani, khususnya di Jembrana.
“Tentunya akan ada penambahan hasil tani dan diharapkan petani di sini ikut membantu mengembangkan produk holtikultura ini, dari sini kita bisa penuhi pasar,” imbuhnya.
Oleh karena itu, dirinya menyampaikan kepada para petani setempat untuk turut serta mengembangkan pertanian pisang cavendish, nantinya pemerintah berusaha fasilitasi bibit dan pendampingan.
Selain Kabupaten Jembrana, peluncuran serta tanam perdana juga telah dilaksanakan secara kemitraan dengan PT GGP di dua lokasi demplot, yaitu Kabupaten Blitar Jawa Timur pada 21 Januari 2020, dan Kabupaten Bener Meriah Aceh pada 18 Februari 2020.
Fase pertama dalam program ini yaitu fase demplot di atas lahan seluas 2 hektare yang telah di launching pada tanggal 28 Desember 2019.
Kemudian dilanjutkan dengan fase komersial yang akan mulai dilakukan kemitraan dengan petani sekitar dengan target luas tanam 300 hektare di tiap lokasi pengembangan.
Panen perdana ini merupakan langkah awal memasuki fase komersial untuk menunjukkan kepada masyarakat sekitar mengenai keberhasilan penanaman pisang cavendish di lokasi demplot.
Program ini juga dikembangkan di empat kabupaten lainnya dengan total luas lahan 350 hektare, dengan rincian 100 hektare di Kabupaten Bondowoso Jawa Timur, 100 hektare di Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur, 100 hektare di Kabupaten Garut Jawa Barat, dan 50 hektare di Kabupaten Jombang Jawa Timur.
Tampak hadir pada kegiatan panen perdana, antara lain Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura kementerian Pertanian (Kementan), Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai (DJBC) Bali Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Plt Direktur Produk Ekspor Pertanian dan Kehutanan Kementerian Perdagangan (Kemendag), dan Bupati Jembrana.
Selain itu juga hadir Management in Charge of Sales and Marketing PT GGP, dan perwakilan Pemda Lokasi Pengembangan Program Hortikultura Berorientasi Ekspor.
Berita: Adi | Foto: Istimewa