Peristiwa

Museum Bahari di Jakarta Terbakar, Dampak Kerugian Tak Ternilai

Jakarta |
Museum Bahari di Jl Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (16/1) terbakar. Banyak koleksi cagar budaya maupun replikanya yang hangus, termasuk sebagian gedung bekas gudang rempah rempah VOC dari tahun 1770 an.

Wali Kota Jakarta Utara Husein Murad dan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Tinia Budiati, di lokasi kebakaran Selasa (16/1) siang menyatakan kerugiannya tak ternilai.

“Sebab ini merupakan bangunan cagar budaya, dan koleksinya pun benda cagar budaya pula,” kata Tinia Budiati.

Wali Kota Jakarta Utara Husein Murad menyatakan, polisi sedang menyelidiki asal api dan penyebab kebakaran tersebut. Namun dugaan sementara, timbulnya api karena hubungan arus pendek.

Untuk memadaman api, dikerahkan 22 mobil Damkar dari Suku Dinas Pemadam Kebakaran (Sudin Damkar) Jakarta Utara dan Jakarta Barat.

Sementara Kapolres Jakarta Utara Kombes Reza Arief yang mendampingi wali kota meminta waktu 2 hari untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan. Hadir saat itu Kepala UP Museum Kebaharian Husnison Nizar yang sibuk ditanyai wartawan.

Memang sekitar pukul 14.20 WIB, beberapa anggota Pusat Laboratorium Forensik Polri datang dan langsung diantar staf Museum Bahari Eko Handoko ke lokasi asal titik api yang masih digenangi air.

Mengenai bangunan yang terbakar, Husnison membenarkan api pertama kali terlihat dari lantai atas gedung C yang baru selesai direhabilitasi pada November 2017. Kemudian menjalar ke gedung A, tempat diorama Legenda Bahari Dunia.

Staf Museum Bahari Mahesa Agni menuturkan, pertama melihat api di lantai atas gedung C. “Saya dengar orang teriak-teriak ada asap! ada asap!. Lalu saya lari ke sana ternyata api sudah berkobar,” kata Mahesa Agni yang artinya Banteng Api itu.

Diakui Mahesa Agni, dirinyalah yang melapor ke Kepala Museum Bahari dan menelepon Damkar. “Jam 09.00 WIB mobil Damkar dari Kota Tua Jakarta Barat datang, kemudian disusul mobil Damkar Jakarta Utara,” katanya.

Menurut Husnison, saat kebakaran terjadi sudah ada pengunjung yang datang. “Tadi ada 30 sampai 40 orang pengunjung di sini. Mereka sebagian masih ada sampai api padam,” tuturnya.

Disebutkan oleh Husnison, selama tahun 2017 jumlah pengunjung Museum Bahari, rata-rata sekitar 3.000 orang per bulan. Diharapkan setelah proses penyidikan di lokasi kebakaran selesai 2 hari, museum segera dibuka kembali. Namun bagian yang hangus akan ditutup sampai proses penyelidikan dan rehabilitasi tuntas.

Arkeolog Candrian Attahiyat selaku Tenaga Ahli Cagar Budaya bersama rekannya seprofesi Teguh datang ke lokasi bersama Kepala Pusat Konservasi Cagar Budaya Rucky Nellyta.

“Benda cagar budaya yang terbakar sepertinya banyak. Antara lain lukisan Laksamana Malahayati, maket Pulau Onrust dari Belanda dan alat-alat navigasi dari Angkatan Laut,” kata Candrian.

Sedang yang selamat antara lain Kapal Cadik Nusantara, perahu Papua, dan perahu Sadeq. “Diorama Legenda Bahari Dunia sebagian juga hangus,” tambah seorang staf Museum Bahari yang membantu petugas Damkar.

Kadisparbud DKI Tinia Budiati siang itu mengadakan pertemuan mendadak dengan kepala-kepala museum dan eselon 3 Disparbud. Intinya diharapkan tiap museum diteliti jaringan listriknya, untuk mengantisipasi kejadian serupa tidak terulang.

Berita: Pri | Foto: Istimewa/Pri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.