Main Angklung Terbanyak, FKLU DKI Jakarta Berhasil Tembus Rekor MURI
Jakarta |
Komunitas lanjut usia (lansia) yang tergabung dalam Forum Komunikasi Lanjut Usia (FKLU) DKI Jakarta berhasil meraih penghargaan Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) untuk predikat pemain angklung lanisa terbanyak.
Kegiatan memainkan alat musik asal Jawa Barat (Jabar) oleh para lansia se DKI Jakarta dilaksanakan pada hari Minggu 20 November 2022 di Lapangan Banteng Gambir Jakarta Pusat (Jakpus), yang sekaligus juga merayakan Hari Angklung se Dunia yang diperingati setiap tanggal 16 November.
Keberhasilan lansia dalam meraih rekor MURI merupakan inisiasi yang dilakukan oleh FKLU Kebayoran Baru Jakarta Selatan (Jaksel) yang membentuk grup kesenian angklung bernama Happy-Happy.
Ketua FKLU Kebayoran Baru Jaksel Maria Ulfani mengatakan, bahwa rekor yang berhasil diraih merupakan hasil dari kerja keras berupa latihan dengan tekun dan tentunya karena partsisipasi dari 560 lansia se Jakarta yang berhasil terhimpun.
“Karena semangat kita bermain angklung dan wadah untuk kita berpenampilan baik walaupun dengan baju kostum yang murah meriah namun kami tetap happy. Dengan matahari yang cukup terik tapi kami tetap happy dan harus happy sehingga kami tetap sehat. Alhamdulillah,” ucapnya kepada awak media, Selasa (20/12).
Disebutkan oleh Maria Ulfani, eksistensi kesenian angklung FKLU yang dinahkodainya tidak terlepas dari dukungan pemerintah, antara lain Dinas Sosial (Dinsos) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta.
“Dukungan dari dinas sosial dari dinas kesehatan dari itu sangat membantu dalam segala hal. Alhamdulillah ada teman yang membuka jalan untuk kita mendapat rekor MURI. Kami mendapatkan itu langsung dari Bapak Jaya Suprana. Itu menjadi kebanggaan bagi kami,” tuturnya.
Kedepannya wanita yang juga akrab disapa Nani Nukman itu berharap pihaknya bersama FKLU lainnya dapat terus berkontribusi bagi seluruh lansia khususnya di DKI Jakarta dan di tahun berikutnya dapat melakukan terobosan yang lebih besar lagi.
“Terima kasih semoga kedepannya kami khususnya Happy-Happy yang ada di Kebayoran Baru dan Jakarta Selatan akan berkontribusi bersama teman-teman yang lain sehingga kita juga dapat melaksanakan lagi untuk tahun 2023. Kami mohon doa restunya, terima kasih,” tutupnya.
Pemerhati Budaya sekaligus anggota grup Happy-Happy Sri Herawati saat ditemui di rumahnya di bilangan Jaksel juga menyatakan sangat bangga atas prestasi yang diraih oleh grup angklung besutannya bersama kawan-kawan.
“Saya sangat bangga sekali karena baru aja kita mendapat rekor MURI khusus untuk lansia 55 tahun keatas dan ini menjadi kebanggaan sampai ke generasi kami berikutnya,” ujar wanita yang akrab disapa Hera tersebut, Selasa (20/12).
Sri Herawati juga mengungkapkan harapannya grup angklung Happy-Happy yang tergabung di FKLU Kebayoran Baru Jaksel selain bisa mendapatkan rekor MURI untuk kedepannya juga bisa mampu tembus go internasional.
“Mudah-mudahan berikutnya kita berhasil untuk go internasional, karena permainan tradisional ini sangat membanggakan bukan untuk para lansia tapi juga untuk semua kalangan dan keindahan alat musik angklung ini sudah diterima hampir di seluruh dunia,” pungkasnya.
Pelatih grup kesenian angklung Happy-Happy yang sekaligus pelatih FKLU Kebayoran Baru Jaksel Mugi Pangestu mengaku bahwa pencapaian menembus rekor MURI merupakan cita-cita yang sedari awal memang sudah ditargetkan. “Alhamdulillah terwujud walaupun kemarin lalu pesertanya baru sekitar 500 an,” katanya.
Diungkapkan Mugi, bahwa awalnya ia sempat berkomunikasi dengan pihak MURI dan menyampaikan bahwa di Jakarta ada grup kesenian angklung khusus untuk para lansia dan ditegaskannya ini merupakan hal yang luar biasa.
“Lansia main angklung kan terbilang sangat sulit, metodenya pun harus berbeda yaitu dengan metode hand sign. Juga disamping itu para lansia tersebut harus sehat, harus dapat melihat dari jarak jauh dan daya ingatnya pun harus kuat. Mereka pun lansia yang mandiri, bukan yang didampingi asisten,” paparnya.
Apalagi, tambahnya, jika metode yang dipakai adalah teknik yang biasa digunakan dalam melatih angklung pada umumnya maka dipastikan akan membuat para lansia cepat bosan maka harus disiasati dengan metode yang berbeda.
“Alhamdulillah dengan metode yang saya gunakan (hand sign), bisa efektif dan berkembang sangat pesat di Jakarta ini. Kalau saya hitung hasilnya sudah ada hampir 50 grup. Sedangkan yang kemarin ikut hadir di acara MURI baru sekitar 20 grup,” jelasnya.
Oleh dari itu, Mugi sangat yakin potensi dari lansia-lansia tersebut dalam bermain angklung dapat semakin tumbuh dan menyebar. Dirinya pun berharap para lansia yang tergabung di FKLU kondisinya terus sehat dan terus berkembang.
“Harapan saya tahun depan kita bisa pecahkan lagi rekornya. Mudah-mudahan kita semua bisa berkumpul di tahun 2023 di Hari Angklung tanggal 16 November 2023. Ini baru permulaan, kemarin kan baru 500 orang, semoga tahun depan bisa 1500,” tandasnya.
Lebih lanjut Mugi Pangestu juga mengatakan jika kegiatan ini adalah sesuatu yang positif dirinya berharap apa yang diperjuangkannya tersebut bisa ditanggapi positif oleh pemerintah.
“Bisa dijadikan program misalkan kampanye kesehatan, kampanye kebudayaan, atau kampanye kemanusiaan dan juga bisa ditularkan ke negara lain,” ucapnya.
Pelatih angklung FKLU Kebayoran Baru Jaksel itu juga berandai-andai pemerintah bisa menjadikan atau menunjuk grup angklung Happy-Happy sebagai duta atau ambasador angklung untuk dijadikan salah satu simbol kegiatan positif lansia di Jakarta.
“Harapannya semua bisa terinsiparasi dan otomatis kesenian angkung ini pun terangkat. Kan jadi keren tuh ada budaya Indonesia asli dimainkan di luar negeri, kemudian kampanyenya bisa ditangkap dan tersebar di seluruh dunia,” imbuhnya.
Berita: Red/Mh | Foto: Ist.