Budayakan Mutu di Perguruan Tinggi untuk Daya Saing Bangsa
Jakarta |
Direktorat Penjaminan Mutu Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Rabu (9/5) menyelenggarakan acara Seminar Budaya Mutu Kepada Pimpinan Perguruan Tinggi.
Acara yang berlangsung selama satu hari ini menghadirkan 200 pimpinan Perguruan Tinggi yang berasal dari Jakarta, Banten, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Lampung, Medan, Palu dan Ternate sejalan dengan visi Kemenristekdikti yaitu terwujudnya pendidikan tinggi yang bermutu serta kemampuan iptek dan inovasi untuk mendukung daya saing bangsa.
Direktur Penjaminan Mutu Prof Aris Junaidi saat membuka acara menyampaikan, bahwa sampai hari ini mutu pendidikan tinggi kita masih belum menggembirakan, berdasarkan data BAN-PT per 8 Mei 2018, 61 persen institusi pendidikan tinggi kita masih terakreditasi peringkat C, 35 persen terakreditasi peringkat B, dan hanya 4 persen yang terakreditasi peringkat A.
“Sementara 30 persen program studi kita masih terakreditasi peringkat C, 55% terakreditasi peringkat B, dan 15 persen terakreditasi A,” kata Aris.
Aris juga berharap setelah mengikuti seminar ini, peserta yang hadir khususnya pimpinan perguruan tinggi mendapatkan kebaruan informasi, pengetahuan, inspirasi, dan wawasan dari para narasumber.
“Sehingga lebih termotivasi untuk menjadikan perguruan tingginya berorientasi kepada mutu (quality first) dan customer satisfaction dalam membangun budaya mutu melalui penerapan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI),” tambahnya.
Seminar yang berlangsung selama sehari ini dihadiri oleh Koordinator Kopertis Wilayah III, DR Illah Sailah yang ikut memberikan sambutan kepada peserta.
Selanjutnya agenda seminar semakin menarik dengan dilaksanakannya deklarasi dan penandatanganan komitmen pimpinan perguruan tinggi dalam menerapkan Budaya Mutu yang dipimpin oleh Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten.
Adapun beberapa topik pembahasan seminar yaitu Kebijakan dan Program Direktorat Penjaminan Mutu, Kebijakan Nasional SPM Dikti dan SPMI, Membangun Budaya Mutu Pendidikan Tinggi, Kepemimpinan dan Manajemen Perubahan, dan Berbagi Praktik Baik Membangun Mutu Perguruan Tinggi.
Melalui topik yang disampaikan tersebut diharapkan mampu membangun pemahaman terhadap 200 pimpinan perguruan tinggi terhadap regulasi dan manajemen budaya mutu.
Selain itu, usaha praktik baik membangun budaya mutu pun menjadi salah satu topik pembahasan agar para pimpinan perguruan tinggi beritikad menerapkan budaya mutu di dalam lingkungannya.
Melalui seminar ini juga diharapkan pimpinan perguruan tinggi mampu mentransformasikan, menyebarluaskan pengetahuan, nilai-nilai budaya mutu pendidikan tinggi melalui kebijakan dan pola pikir, pola sikap, dan pola tindak kepada segenap civitas academica dan tenaga kependidikan di perguruan tinggi masing-masing untuk bersama-sama membangun dan meningkatkan mutu pendidikan tinggi.
Terlebih dalam era industri 4.0 yang penuh tantangan, Perguruan tinggi perlu mempersiapkan diri menghadapi situasi dan kondisi ini dengan mempertahankan mutu dan kualitasnya sehingga akan lebih siap serta menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan zaman.
Hal ini mutlak dilakukan karena saat ini masyarakatlah yang akan memutuskan dalam memilih perguruan tinggi yang mampu menjamin kompetensi lulusannya. Oleh karena itu pelaksanaan budaya mutu di perguruan tinggi sangat dibutuhkan dan tidak dapat ditawar lagi.
Berita: Mh | Foto: Istimewa