UKP PBM RI-Malaysia dengan Forkopimda Kalbar Bahas Potensi Batas Maritim
Jakarta |
Utusan Khusus Presiden Bidang Penetapan Batas Maritim RI-Malaysia Eddy Pratomo, menggelar pertemuan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kalimantan Barat, di Balai Petitih, Kantor Gubernur Kalbar, Pontianak, Selasa (24/4).
Asisten bidang Pemerintah dan Kesra Kalbar Alexander Rambonang, dalam kesempatan itu menyampaikan, ada 5 wilayah di Kalbar yang memiliki Pos Lintas Batas Negara (PLBN) dengan Malaysia, yaitu di Kabupaten Sambas, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Bengkayang, dan Kabupaten Kapuas Hulu.
“Dari 5 PLBN itu, 3 sudah diresmikan. Namun 2 yaitu di Aruk dan Nanga Badau baru soft opening,” katanya. Akibatnya, lanjut Alex, kedua PLBN itu hanya untuk pos lintas batas orang, belum menjadi titik ekspor impor barang.
Alex berharap agar PLBN Aruk dan Nangka Padau bisa segera beroperasi penuh untuk mencegah perdagangan ilegal dan menghindari arus trafficking (perdagangan manusia).
Terkait batas maritim RI-Malaysia di Tanjung Datu yang kini belum ada penetapan, Asisten Bidang Pemerintahan Pemprov Kalbar itu mengingatkan besarnya potensi yang bisa lepas jika tidak ada ketetapan perbatasan kedua negara.
“Selain potensi keamanan, Wilayah Tanjung Datu memiliki potensi perikanan, ESDM, lingkungan hidup, dan wisata,” ujar Alex dilansir laman setkab.go.id.
Sementara Eddy Pratomo, mengemukakan pertemuan dengan Forkopimda Kalbar itu dimaksudkan untuk menyerap masukan terkait strategi perundingan batas maritim RI-Malaysia di segmen wilayah Laut Natuna.
Selain bertemu Forkopimda, sebut Eddy, dalam kunjungannya kali ini dirinya akan berdiskusi dengan kalangan akademisi di Universitas Tanjungpura, Pontianak, dan meninjau langsung lokasi perbatasan maritim di Tanjung Datu, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas.
“Kita akan melakukan perundingan dengan Utusan Khusus Malaysia untuk wilayah perbatasan di sana, karena itu kami perlu meninjau langsung ke lokasi untuk melihat situasi terkini,” ujarnya.
Perjalanan ke Tanjung Datu akan dilakukan dengan menggunakan KRI Sembilang dan KRI Alamang pada Selasa (24/4) malam, dan dijadwalkan akan tiba kembali di Pontianak pada Kamis (26/4) pagi.
Berita: Mh | Foto: Istimewa/Setkab