Pemerintah

Survei BPS: Pelayanan Haji 2017 Masuk Kategori Memuaskan

Jakarta |
Badan Pusat Statistik (BPS) menyimpulkan hasil suvei Indeks Kepuasan Jemaah Haji Indonesia (IKJHI) di Arab Saudi pada tahun 1438 H/2017 M adalah sebesar 84,85 persen, atau masuk kategori “Memuaskan”.

Kepala BPS Dr Suhariyanto mengatakan, IKHJI ini merupakan yang tertinggi selama periode 2010-2017, dan merupakan peningkatan 1,02 poin dibanding hasil survei tahun sebelumnya.

Menurut Suhariyanto, IKJHI sebesar 84,85 persen artinya Pemerintah Indonesia melalui Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi dan semua unsur yang terlibat telah mampu mengakomodasi 84,85 persen harapan jemaah haji Indonesia terhadap pelayanan yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan ibadah haji di Arab Saudi.

“Dibandingkan tahun 1437 H/ 2016M, IKJHI tahun 1438 H/ 2017 M mengalami kenaikan sebesar 1,02 poin,” kata Kepala BPS Dr. Suhariyanto dalam konperensi pers di Kantor BPS Pusat, Jakarta, Rabu (1/11).

Kenaikan ini, lanjut Suhariyanto, tidak lepas dari berbagai upaya pemerintah Indonesia dalam meningkatkan, baik secara kualitas maupun kuantitas terhadap pelayanan, pembinaan, dan perlindungan kepada jemaah haji Indonesia.

Suhariyanto menjelaskan, standar pelayanan oleh petugas haji kepada setiap jemaah haji Indonesia menurut jenis pelayanan yang diberikan adalah sama. Namun karena adanya perbedaan jenis dan sifat pekerjaan yang dilakukan, mengakibatkan indeks kepuasan yang diperoleh per jenis pelayanan berbeda-beda.

Kenaikan indeks kepuasan tertinggi, sebut Kepala BPS, terjadi pada pelayanan Transportasi Bus Antar Kota (naik 3,11 poin), disusul berturut-turut oleh kenaikan pada pelayanan Bus Sholawat (naik 2,18 poin), dan pelayanan Hotel di Mekkah dan Madinah (naik 1,75 poin).

Sedangkan penurunan tertinggi indeks kepuasan terjadi pada pelayanan Transportasi Bus Armina (turun 1,76 poin), disusul berturut-turut oleh pelayanan Tenda di Armina (turun 1,75 poin) dan pelayanan Katering di Armina (turun 0,19 poin).

Mengenai penurunan pelayanan Tenda di Arafah, Muzalifah, dan Mina atau Armina itu, Suhariyanto menjelaskan, hal itu antara lain disebabkan karena kesesuaian ukuran/kapasitas tenda dengan jumlah jemaah haji per tenda (turun 6,60 poin), cara pengaturan/penempatan jemaah haji di tenda (turun 4,44 poin), dan kenyamanan dan kebersihan tenda yang ditempati (turun 3,38 poin).

Namun secara umum perbaikan pelayanan tenda di Arafah memperoleh apresiasi yang positif dari jemaah haji. Sebaliknya, bertambahnya kuota jemaah haji reguler Indonesia belum diimbangi dengan pertambahan jumlah tenda yang memadai di Mina.

“Sehingga, secara keseluruhan jemaah haji merasa belum puas dengan pelayanan tenda di Armina,” pungkas Kepala BPS Dr Suhariyanto.

Berita: Mh | Foto: Istimewa/Ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.