Peran BPBAP Ujung Batee Dalam Pengembangan Budidaya Perikanan Air Payau di Wilayah Aceh dan Sumatera
Banda Aceh |
Balai Perikanan Budidaya Air Payau Ujung Batee (BPBAP-UB) yang terletak di kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (Ditjen PB-KKP) Republik Indonesia berdiri berdasarkan SK Menteri Pertanian Nomor 264-kpts-01210/1994 tanggal 18 April 1994.
BPBAP Ujung Batee mempunyai tugas melaksanakan penerapan teknik budidaya air payau bidang pembenihan dan pembudidayaan ikan serta pelestarian sumber daya ikan dan lingkungan di wilayah Indonesia bagian barat khususnya pulau sumatera, sebagaimana yang disampaikan oleh Kepala BPBAP Ujung Batee M Tahang sesuai SK Mentri Kelautan dan Perikanan (Keppmen KKP) Nomor Kep 49/men /2002, dalam temu ramah di kantornya, Rabu (29/5).
BPBAP Ujung Batee sebagai pusat bisnis inkubator sangat berkepentingan dalam memancu perkembangan air payau secara terarah dan terpogram ujar kepala BPBAP-UB.
Ditegaskan oleh kepala Balai M Tahang, bahwa BPBAP Ujung Batee sebagai pusat bisnis inkubator sangat berkepentingan dalam mendorong perkembangan budidaya air payau secara terarah dan terpogram, melalui pengawalan dan melaksanakan peningkatan kualitas ketersediaan induk dan benih berperan penting dalam keberhasilan budidaya, serta penyediaan “pakan mandiri” dengan harga murah yang merupakan salah satu program perioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan, yang dipimpin oleh Ibu Susi Putjiastuti sekarang ini.
Diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pakan ikan yang murah, pihak BPBAP-UB telah memproduksi pakan mandiri jenis terapung dan tenggelam dengan beberapa ukuran, dengan tujuan untuk mengurangi biaya operasional bagi masyarakat perikanan budidaya, khususnya biaya pakan yang merupakan biaya tertinggi dalam siklus produksi yang mencapai 70 persen dari total biaya produksi perikanan, sehingga dapat memberikan peluang keuntungan yang lebih besar dan berkelanjutan.
Melalui pakan mandiri BPBAP Ujung Batee ini, kandungan gizi pada pakan ikan masih dapat di atur dan diformulasikan sesuai dengan kebutuhan ikan yang akan diberi makan. Bentuk dan ukuran pakan juga dapat disesuai dengan ukuran ikan ujarnya, melalui proses perekayasaan teknologi adaptif dan aplikatif.
Untuk mendukung kegiatan produksi perikanan budidaya BPBAP Ujung batee juga di dukung dengan fasilitas laboratorium, sebagai tempat pelayanan pengujian kualitas air, lingkungan dan kesehatan ikan. Bagi stakeholder yang membutuhkan jasa pelayanan laboratorium yang dapat di akses melalui program aplikasi SIPPUTERI pada situs www.bpbapub.com.
Selain itu BPBAP Ujung Batee, melalui applikasi SIPPUTERI pada web tersebut, untuk mempermudah akses juga menyediakan Layanan pelatihan, magang dan penelitian mahasiswa-mahasiswi dan stakeholder lainnya dalam rangka meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia perikanan budidaya.
Untuk mendukung produksi perikanan Indonesia pihaknya memberikan bantuan berupa benih dan pakan kepada masyarakat pembudidaya melalui proses seleksi dan rekomendasi, khususnya pembudidaya Aceh dan Sumatera. Pemberian bantuan hibah ini juga merupakan salah satu program perioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan yang dilakukan untuk peningkatan ekonomi masyarakat.
Atas kesuksesan tersebut sederet penghargaan telah berhasil diraih oleh BPBAP Ujoeng Batee diantaranya adalah penghargaan atas keberhasilan pengembangan budidaya nila salin di Aceh, yang diberikan oleh Tilapia International Foundation salah satu Lembaga International dari Belanda, pada Acara ASIA PACIFIC AQUACULTURE (APA16) Surabaya tahun 2016, selain itu juga mendapatkan penghargaan atas kinerja dan komitmen yang tinggi pada tahun 2015 dan 2018.
Kepala BPBAP Ujung Batee M Tahang mengakui bahwa keberhasilan BPBAP Ujung Batee untuk melaksanakan tugas dan fungsinya tersebut tidak terlepas dari dukungan staff di BPBAP-UB dalam bekerjasama, koordinasi, dan komunikasi yang baik dengan pihak terkait lainya serta adanya dukungan dari masyarakat.
Berita: Machfud | Foto: Istimewa/Dok.