Menlu Retno Temui Panglima AB Myanmar, Minta Kekerasan Segera Dihentikan
Jakarta |
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi berkunjung ke Myanmar dan bertemu dengan Panglima Angkatan Bersenjata (AB) Myanmar, Jenderal Senior U Min Aung Hlaing, di Nay Pyi Taw, Myanmar, Senin (4/9) siang waktu setempat.
Dalam pertemuan tersebut, Menlu Retno Marsudi meminta agar Otoritas keamanan Myanmar perlu segera menghentikan segala bentuk kekerasan yang terjadi di Rakhine State dan memberi perlindungan kepada seluruh masyarakat termasuk masyarakat Muslim Rohingya.
Retno menyampaikan, bahwa Indonesia dan dunia internasional sangat mengkhawatirkan perkembangan situasi di Rakhine State. “Kekerasan yang terjadi di Rakhine telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang memakan banyak korban meninggal, luka-luka dan kehilangan tempat tinggal,” tegas Retno dilansir setkab.go.id.
Kepada Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar, Jenderal Senior U Min Aung Hlaing, Menlu Retno menekankan agar pemerintah Myanmar memprioritaskan penurunan ketegangan di Rakhine State.
“Upaya untuk de-eskalasi situasi di Rakhine State harus menjadi prioritas utama bagi otoritas keamanan di Myanmar,” sebut Menlu Retno.
Pertemuan dengan Jenderal Hlaing yang berlangsung lebih dari satu jam, merupakan agenda pertama dari rangkaian Pertemuan Menlu RI dengan otoritas Myanmar guna membahas krisis keamanan dan kemanusiaan yang kembali melanda Rakhine State.
Sementara itu Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar U Min Aung menanggapi permintaan Pemerintah Indonesia dengan menyampaikan, bahwa otoritas keamanan Myanmar terus berupaya untuk memulihkan keamanan dan stabilitas di Rakhine State.
Disatu sisi, Menlu Retno juga menekankan, bahwa keamanan dan stabilitas di Rakhine state sangat diperlukan agar bantuan kemanusiaan dan proses rehabilitasi serta pembangunan inklusif yang selama ini berlangsung dapat kembali dilanjutkan, termasuk upaya pembangunan yang sedang dilakukan oleh pemerintah Indonesia.
Dijelaskan oleh Retno, Pemerintah Indonesia melakukan beberapa upaya pembangunan inklusif dan rehabilitasi kondisi di Rakhine state, antara lain pembangunan rumah sakit di Marauk U; program bantuan di bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi; dan peningkatan kapasitas termasuk oleh Aliansi Kemanusiaan Indonesia untuk Myanmar (AKIM).
“Para LSM Indonesia telah lama bekerja sama dengan Pemerintah dan LSM Myanmar dalam menyalurkan bantuan kemanusiaan, bantuan pembangunan jangka menengah dan panjang,” tutur Menlu RI.
Lebih lanjut, Menlu Retno menekankan agar akses bantuan kemanusiaan untuk mengatasi krisis kemanusiaan saat ini dapat segera dibuka, khususnya bagi LSM Indonesia yang berniat membantu kemanusiaan dapat diberikan.
“Indonesia telah siap untuk segera membantu Myanmar dalam memberikan bantuan kemanusiaan, kita menunggu akses untuk dibuka,” pungkas Menlu Retno.
Berita: Mh | Foto: Istimewa/Humas