Jembatan Kota Intan Lapuk dan Perlu Diperbaiki
Jakarta |
Tahap berikut revitalisasi kawasan Kalibesar di Kota Tua Jakarta segera dilakukan di ruas Jalan Kopi. hingga ke Jembatan Kota Intan.
Pemagaran seng sudah dilakukan pengerukan kali dan pembangunan taman pinggir Kalibesar. Namun Jembatan Kota Intan dari abad ke 17 di kawasan itu juga perlu dikonservasi.
“Masalah Kota Tua dan pengembangan kawasan Kalibesar Senin nanti akan dirapatkan lagi, melibatkan Bu Nellyta dari Pusat Konservasi Cagar Budaya,” kata Kepala UPK Kota Tua Norviadi Setio Husodo, Jumat (20/1) sore.
Norviadi saat itu sedang melihat persiapan acara Peringatan 60 Tahun Hubungan Persahabatan Indonesia-Jepang di Taman Fatahillah.
Lebih lanjut Norviadi menuturkan untuk ruas antara Jembatan Jl Bank sampai Jembatan Jl Kopi saat ini sudah rampung 90 persen. Bila sudah selesai 100 persen nanti pekerjaan dilanjutkan ke ruas berikutnya antara Jembatan Jl Kopi sampai Jembatan Kota Intan.
“Namun melihat kondisi Jembatan Kota Intan sekarang ini perlu perawatan intensif,” kata Norvi. Menurut catatan, sekitar tahun 2012 Jembatan Kota Intan dipasang sistem pencahayaan setelah dicat merah.
“Sampai kini lightingnya masih berfungsi bagus. Hanya ada bagian jembatan yang lapuk. Waktu kebakaran Museum Bahari kemarin itu saya berdiri di sini,” ujar Jani, petugas keamanan UPK Kota Tua di Jembatan Kota Intan Jumat (19/1).
Petugas pemelihara BCB Jembatan Kota Intan, Agus (57) menuturkan, lis bagian atas jembatan patah. “Railing jembatan yang lapuk diberi tali rafia agar tidak lepas,” tutur Agus.
Arkeolog Candrian, Jumat (19/1) mengatakan BCB (Bangunan Cagar Budaya) tersebut telah lapuk. Seingatnya terakhir kali direhabilitasi dan dikonservasi tahun 2000 silam. Candrian sepakat jembatan kuno dan indah tersebut perlu segera diselamatkan.
Jembatan ini dibangun tahun 1628. Awalnya disebut Engelse Brug atau Jembatan Inggeris. Tahun 1655 diperbaiki oleh VOC Belanda dan diganti nama menjadi Het Middelpunt Brug atau Jembatan Pusat. Namun masyarakat setempat menyebutnya Jembatan Pasar Ayam.
Berganti nama lagi menjadi Jembatan (Ratu) Juliana ,setelah direnovasi tahun 1938. Tetapi setelah Indonesia Merdeka jembatan jungkat jungkit itu bernama Jembatan Kota Intan. Nama ini diambil dari nama kawasan tersebut yaitu “Diamond” nama sebuah kastil Batavia.
Menurut Norviadi, revitalisasi Kalibesar harus diaksekerasi berkaitan dengan Asian Games XVIII mulai 18 Agustus sampai 2 September 2018 mendatang, dimana Jakarta menjadi tuan rumah bersama Palembang.
Untuk itu UPK Kota Tua sudah mengirim 2 orang pemandu wisata dan 2 orang security untuk ditatar di Pusat Pelatihan Sertifikasi Kepariwisataan Disparbud DKI.
Mengenai maraknya PKL yang berjualan makanan dan suvenir di Jl Lada, sebelah timur Museum Sejarah Jakarta dan di Jl Pintu Besar Utara, Norviadi mengatakan UPK Kota Tua sudah berkordinasi dengan Pemerintah Wali Kota Jakarta Barat terutama Kecamatan Tamansari.
Ditandaskan, mengenai PKL itu Dinas UMKM DKI Jakarta telah menampungnya di Lokbin UMKM Taman Kota Intan di Jl Cengkeh yang berkapasitas 400 an PKL.
Namun saat tertentu PKL itu kembali muncul di trotoar Jl Lada dan Jl Pintu Besar Utara sekitar Museum Sejarah Jakarta dan Pusat Konservasi Cagar Budaya Disparbud DKI.
Berita: Pri | Foto: Istimewa/Pri