DPRD Sebut Wali Kota Depok Lambat Tangani Covid-19, Ini Tanggapan Sekda Hardiono
Depok |
Kota Depok yang terletak di sebelah selatan Ibu Kota Jakarta, merupakan daerah yang pertama kali teridentifikasi orang positif terjangkit virus Corona (Covid-19) di Indonesia.
Kasus 2 orang positif Corona tersebut diumumkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto, di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada hari Senin (2/3) silam.
Terkait antisipasi supaya tidak menyebar di lingkungan masyarakat, DPRD Kota Depok menilai Pemerintah Kota (Pemkot) Depok lambat dalam upaya penanganan Covid-19.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Daerah (Sekda) Hardiono mengakui Pemkot Depok terkesan lambat tangani pandemik virus Corona yang diduga awalnya berasal dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Kepada awak media, Hardiono mengatakan bahwa jika ini tidak diperkuat maka penyebaran Covid-19 akan terus saja berlangsung, prinsipnya putuskan rantai penyebaran dan diperlukan adanya kerjasama dari semua pihak atau gotong royong.
“Mulai dari tenaga kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), seperti Puskesmas dan klinik pratama milik pemerintah dan swasta, sampai masyarakat berjenjang dari RT dan RW dilibatkan. Fokuskan pada hasil tracingnya,” ujar Hardiono, di Depok, Jawa Barat, Senin (13/4).
Disamping itu, sambungnya, juga sangat diperlukan adanya dukungan (promotif) dari semua media terkait virus Corona, sehingga masyarakat menjadi paham dan tidak panik.
Semua media yang dimaksud Sekda Depok itu antara lain, mulai dari materi konvesional seperti baliho atau spanduk hingga menggunakan aplikasi digital atau media sosial (medsos). Selain juga tidak lupa diadakan pemberitaan atau press release (siaran pers) secara berkala kepada publik.
“Untuk preventifnya adalah memberikan masker dan alat pelindung diri (APD) lainnya kepada masyarakat dan tenaga medis atau paramedis,” terangnya.
Mantan Kepala Dinas (Kadis) Kominfo Kota Depok itu juga menegaskan, bahwa di saat sekarang inilah semua pemangku kepentingan (stakeholder) harus terlibat dalam ‘perang’ yang juga sedang dihadapi oleh negara di seluruh dunia.
Namun disatu sisi Hardiono juga mengingatkan langkah yang akan ditempuh harus sudah diperhitungkan dengan matang, serta dengan catatan tidak panik dalam mengambil kebijakan ataupun keputusan.
“Mesti cepat dilaksanakan sesuai dengan protokol kesehatan. Terus ikuti anjuran dari pemerintah seperti tetap di rumah, jaga jarak, memakai masker saat keluar rumah, rajin cuci tangan dan bersihkan diri saat baru tiba dari luar rumah dan bertemu orang lain,” paparnya.
Ia menambahkan, penting juga berolah raga dan istirahat yang cukup serta diimbangi asupan gizi yang memadai. “Dan yang tidak kalah penting adalah kita panjatkan doa kepada Tuhan agar wabah ini berlalu,” tutur birokrat yang memiliki kompetensi di bidang kedokteran itu.
Tidak cukup sampai disitu, Sekda Hardiono juga menambahkan, harus dilanjutkan dengan proses pemantauan (monitoring) secara berkala dan terus menerus.
Sedangkan upaya mengantisipasi kurangnya ketersediaan tempat tidur (bed) untuk para pasien, Hardiono menilai perlu adanya kerjasama dengan pihak rumah sakit lain seperti RS Brimob Polri yang sudah mengantisipasi sampai 150 bed.
“Disamping itu pula kerja sama dengan ARSI atau Asosiasi Rumah Sakit Swasta Seluruh Indonesia Cabang Depok, yang perlu ditingkatkan peranannya terhadap penanggulangan covid-19 ini,” pungkasnya.
Sebelumnya anggota DPRD Depok dari Fraksi PDIP Fransiskus Samosir juga mengatakan sangat menyayangkan lambatnya Pemkot Depok dalam tangani wabah Covid-19.
Menurut Frans, ada beberapa pihak yang mengadu dan mengeluh kepadanya terkait penanganan antisipasi penyebaran virus corona di Depok tersebut. Kekhawatiran mereka karena belum adanya upaya penanggulangan, seperti penyemprotan disinfektan di rumah-rumah warga.
“Masyarakat kontak saya, menanyakan kok belum ada penyemprotan disinfektan. Makanya sejak bulan Maret lalu saya inisiatif melakukan penyemprotan di wilayah Kecamatan Sukmajaya Depok, mulai dari tempat ibadah sampai ke rumah-rumah,” jelas Frans.
Politisi PDIP itu juga menyebutkan, sejauh ini masyarakat Depok sejak awal sudah inisiatif melakukan antisipasi penyebaran virus corona, mulai dari bagi-bagi masker, bagi-bagi sembako, sampai penyemprotan disinfektan ke lingkungan masyarakat.
“Mereka bergerak secara mandiri ataupun swadaya, mulai dari kerjasama lingkungan, organisasi, perkumpulan, bahkan ada juga dari partai-partai,” ucapnya.
Maka dari itu, Frans berharap kedepannya pihak Pemkot Depok dapat memberikan yang terbaik dalam upaya penanganan wabah ini. Disamping akan diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) juga harus didampingi dengan upaya maksimal dari pemerintah terhadap warganya.
Berita: Mh | Foto: Dok./Istimewa