Hiburan

DKI Jakarta Juara 2 Parade Musik Daerah di TMII

Jakarta |
Tim DKI Jakarta berhasil meraih Juara II atau Runner Up dalam Parade Musik Daerah yang berlangsung di Sasono Langen Budoyo, TMII, Jakarta Timur, Jumat (22/9).

Piala kejuaraan diberikan oleh Direktur Umum TMII Bambang Parikesit kepada Ny Endras Husnison, Kasatlak Seni Hiburan Anjungan DKI Jakarta pada penutupan acara tersebut.

Kepala Anjungan DKI Jakarta Fadlan Z usai menghadiri parade di kantornya mengungkapkan, acara tahunan yang ke 6 itu diikuti semua Ajungan Daerah Propinsi se Indonesia dan kali ini diikuti 18 provinsi. “Alhamdulillah kita mendapat juara dua dalam penata musik. Juara satu Jawa Timur,” ujar Fadlan Z.

Berturut turut Juara I diraih Jawa Timur, Juara II DKI Jakarta, disusul berturut turit peringkat III, IV dan V diduduki tim pemusik Jambi, Jawa Barat dan Bengkulu. Secara keseluruhan dari penilaian dewan juri terdapat lima besar terbaik dalam penataan musik selama parade musik daerah yang berlangsung sejak pagi.

“DKI menampilkan musik Betawi berjudul Ngongko dengan dengan semua pemain berbusana nuansa putih dan hitam ,” kata Fadlan. Yang unik baju putih dikombinasi celana dan kalung kain batik sehingga tampak menarik. Sementara tim daerah lainnya banyak berbusana tradisi masing masing dengan warna warni yang mencolok.

Parade musik dibuka Direktur Budaya TMII, Sulistyo Tirto Kusumo dengan dihadiri ratusan penonton termasuk perwakilan provinsi masing masing peserta.

Kepala Disparbud DKI Jakarta Dr Tinia Budiati ketika dilapori hasilnya, berpesan agar Anjungan DKI berbuat untuk kelestarian dan pengembangan seni budaya Betawi sebagai daya tarik pariwisata.

Karena itu Kadisparbud DKI mewakilkan kepada Imron, Kepala Pusat Pelatihan Seni Budaya untuk menghadiri Parade Musik Daerah se Indonesia tersebut.

Ketika menunggu hasil penilaian dewan juri, panggung diiisi penampilan Mugi sebagai Satria Bergitar dan kawannya yang membuat penonton terbahak. Lagu anak-anak Naik Delman yang syair pertama berbunyi “Pada hari Minggu ku turut ayah ke kota…” dibuat parodi dilagukan mirip lagu puitisnya Ebiet G Ade.

Sementara lagu Bento milik Iwan Fals diparodikan menjadi Alek. Lirik lagu Alek, menyebutkan “Namaku Alek, mukaku jelek, penyakit bengek” para penonton terpingkal pingkal dibuatnya.

Berita: Pri | Foto: Istimewa/Pri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.