BSSN Gelar Seminar dan Edukasi Kesadaran Keamanan Data Pribadi di Bali
Denpasar |
Direktorat Proteksi Ekonomi Digital Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menyelenggarakan kegiatan seminar dan edukasi masyarakat tentang kesadaran keamanan data pribadi, di Gelanggang Olah Raga (GOR) Lila Bhuana, Jl Melati Dangin Puri Kangin, Denpasar, Bali, Sabtu (25/8).
Acara yang dibuka oleh Direktur Proteksi Ekonomi Digital BSSN Anton Setiyawan, membahas isu-isu dan tips-tips seputar dunia siber, diantaranya adalah etika bermedsos dengan tema ‘no hate speech’, ‘no sara’, dan ‘no hoax’.
Selain itu, juga dibahas bagaimana bijak dalam memberikan data pribadi di media sosial (medsos), tips penggunaan password aman (metode keacakan dan penggantian secara periodik), bahaya pishing atau penipuan di dunia digital, serta bagaimana penggunaan tandatangan digital untuk pengamanan identitas pribadi.
Dalam sambutannya, Direktur Anton Setiyawan menyampaikan betapa pentingnya masyarakat untuk harus tahu sisi pemanfaatan internet dan kerawanannya.
Tujuan dari seminar yang merupakan bagian dari kampanye literasi keamanan siber ini adalah untuk menggugah dan meningkatkan kepedulian masyarakat terkait hal-hal penting yang berhubungan dengan keamanan siber.
Disamping itu juga tersampaikannya aspek-aspek dasar dalam hal keamanan siber sehingga pengetahuan praktis yang dapat langsung diimplementasikan.
Seminar ini juga diharapkan menjadi forum untuk mendapatkan feedback dari masyarakat terkait dengan issue-issue keamanan siber yang dihadapi langsung oleh masyarakat.
Selanjutnya narasumber Founder & Chairman Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) Ardi Suteja juga hadir memberikan materi tentang resiko ancaman siber dan jejak digital di ruang siber.
Berikutnya Kepala Pusat Studi Cyber Securiry & Forensics Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer (Stikom) Bali Dr Roy Rudolf Huizen, menyampaikan materi tentang bagaimana bijaksana dan berperilaku di ruang siber.
Dikemas dalam suasana yang hangat, acara seminar dan edukasi diawali dengan tarian daerah Bali, dan disela-sela kegiatan edukasi ada pertunjukan live music yang menampilkan penyanyi setempat.
Jumlah peserta yang hadir diluar dari dugaan panitia penyelenggara. Ditargetkan jumlahnya adalah 500 orang, namun yang hadir ternyata mencapai lebih dari 1000 orang, sehingga banyak yang tidak bisa masuk ke ruangan acara.
Tampak para peserta yang mengikuti acara diantaranya adalah para mahasiswa, pelajar sekolah menengah, guru dan dosen, komunitas sosial masyarakat, organisasi masyarakat (ormas), hingga ibu rumah tangga penggiat medsos.
Berita: Sigit | Foto: Istimewa/Biro Hukum dan Humas