Pendidikan

Bahas Masalah Sampah, Kemacetan dan Kemiskinan, Unmas Denpasar Gelar Kuliah Umum Hybrid

Denpasar |
Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar menggelar kuliah umum gabungan secara daring dan luring (hybrid), di Aula Ganesha Gedung Rektorat Lantai 4 Unmas Denpasar, Bali, Selasa (10/12).

Kegiatan yang mengangkat Topik ‘Kebijakan Pemerintah Daerah Bali dan Tantangannya Kedepan’, dimoderatori oleh Dekan Fakultas Hukum Unmas Denpasar Sukawati Lanang Perbawa.

Narasumber yang dihadirkan adalah I Wayan Wiasthana Ika Putra selaku Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Bali, yang sekaligus menjabat Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Bali.

Salah satu pembahasan dalam kuliah umum tersebut diantaranya terkait dengan dua pemasalahan yang belum terselesaikan dan menjadi persoalan di Bali, yakni sampah dan macet.

Sejauh ini pihak pemerintah daerah (pemda) telah berkolaborasi dengan Unmas Denpasar. Secara institusional, kuliah umum ini merupakan suatu bentuk dukungan dari universitas dalam kebijakan pembangunan Bali.

Pada kesempatan tersebut Wayan Wiasthana mengatakan bahwa permasalahan yang terjadi di Bali menjadi tanggung jawab Bersama, mulai dari pemerintah tingkat provinsi sampai kabupaten kota. “Bali itu kecil, satu kesatuan. Jadi ada masalah pun menjadi masalah bersama,” ujarnya.

Wayan Wiasthana menyebutkan bahwa isu dan persoalan terkait sampah dan pariwisata memang menjadi tantangan pemerintah dalam menyikapi secara bijak dan cermat.

“Sekaligus dapat memberikan solusi yang terbaik agar Bali menjadi daya tarik yang luar biasa dan pastinya pemerintah juga mementingkan keamanan,” ucap Kepala Bappeda Provinsi Bali tersebut.

Lebih lanjut Wayan Wiasthana menyinggung soal isu dan tantangan yang dihadapi yakni masalah kemiskinan.

Menurutnya walaupun angka kemiskinan di Bali adalah paling rendah di antara provinsi lain, bukan berarti tidak ada kemiskinan. Ia menegaskan artinya kemiskinan itu masih ada dan itu harus diatasi.

“Begitu banyak program pemerintah untuk mengatasi kemiskinan, ternyata masih belum sepenuhnya teratasi,” terangnya.

Namun di satu sisi, sambung Wayan, pemda telah berkolaborasi dengan pihak kampus melalui Program Kampus Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang terintegrasi diharapkan dapat menyokong pemberantasan kemiskinan.

“Bali, astungkara, terima kasih kepada seluruh pihak yang mendukung program ini untuk mencegah stunting. Secara nasional, Bali paling rendah angka stuntingnya, 7 persen. Satu-satunya yang angka stunting di bawah 10 persen,” tutur Plt Kepala BRIDA Provinsi Bali tersebut.

Kedepannya I Wayan Wiasthana Ika Putra berharap dengan adanya kegiatan kuliah umum yang digelar oleh Unmas Denpasar dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Bali khususnya.

“Dapat menjadi gebrakan dan motivasi baru dalam membangun SDM yang unggul dan mengatasi persoalan-persoalan yang lebih spesifik,” pungkasnya.

Berita: Gate 13 | Foto: Ist.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.