Balai Taman Nasional Way Kambas Raih Penghargaan Internasional Herman Goldstein Award 2024
Jakarta |
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia yang diwakili oleh Balai Taman Nasional Way Kambas (BTNWK), Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Ditjen KSDAE) dan Wildlife Conservation Society (WCS) Indonesia meraih penghargaan internasional dari Herman Goldstein Award.
Herman Goldstein Award for Excellence in Problem-Oriented Policing adalah penghargaan internasional yang mengembangkan konsep pemolisian berorientasi masalah (POP).
Perlindungan satwa liar yang berorientasi pada masalah adalah pendekatan yang berfokus pada identifikasi, analisis, dan penanganan masalah-masalah spesifik yang mengancam satwa liar.
Berbeda dengan strategi konservasi tradisional yang sering mengambil pendekatan luas dan umum, perlindungan satwa liar yang berorientasi pada masalah bertujuan untuk menangani masalah tertentu dengan solusi yang disesuaikan.
Pada tahun 2020, TNWK bekerja sama dengan WCS Indonesia, memulai perjalanan untuk menerapkan pendekatan ini setelah mengalami bahwa patroli saja tidak cukup untuk menangani perburuan satwa liar menggunakan jerat.
Dalam pendekatan ini, model SARA memandu prosesnya, yakni scanning, analysis, response, dan assessment. Siklus pemecahan masalah dasar ini membantu mengidentifikasi dan memahami masalah, menerapkan respons yang disesuaikan, dan menentukan apakah tindakan yang diambil efektif.
Studi kasus ini kemudian ditulis dan dikirim pada 29 April 2024 untuk berpartisipasi dalam Herman Goldstein Award for Excellence in Problem-Oriented Policing dan pada 12 Juni 2024 terpilih sebagai salah satu finalis dari 5 finalis yang masuk nominasi. Kelima finalis tersebut antara lain:
- Baltimore Police Department, “Reducing Gun Violence in Baltimore”
- Greater Manchester (UK) Police, “Operation Vulcan”
- Palm Springs (California) Police Department, “Homelessness and Public Safety in Palm Springs”
- South Yorkshire (UK) Police, “Operation Parksafe”
- Directorate of Conservation Area, Indonesian Ministry of Environment and Forestry, “Reforming Hunters to Reduce Snaring in Sumatra, Indonesia”.
Delegasi dari Indonesia yang terdiri dari Kepala Balai TNWK MHD Zaidi, Kepala Sub Direktorat Pengendalian Pengelolaan Kawasan Konservasi, Direktorat Kawasan Konservasi Dian Risdiyanto, dan Deputy Country Director of WCS Indonesia William Marthy, mendapat kesempatan untuk mempresentasikan studi kasus tersebut bersama 5 finalis lainnya, pada 32nd Annual Problem-Oriented Policing Conference di Baltimore, Maryland, Amerika Serikat, pada 12 sampai dengan 14 September 2024 lalu.
Dari paparan para finalis, Komite juri Herman Goldstein Award menyatakan studi kasus Way Kambas ‘Reforming Hunters to Reduce Snaring in Sumatra, Indonesia’ terpilih sebagai pemenang.
Pada kesempatan tersebut, MHD Zaidi mengatakan keberhasilan studi kasus Way Kambas ini merupakan hasil kerjasama dengan mitra kerja TNWK yakni WCS Indonesia.
“Yang secara bersama-sama berkomitmen untuk menurunkan atau menghilangkan ancaman perburuan satwa liar dengan menggunakan jerat dengan pendekatan model SARA untuk pemecahan masalah dasar,” ujarnya.
Menurut Kepala Balai TNWK tersebut, pendekatan model SARA dapat membantu mengidentifikasi dan memahami masalah dan menentukan apakah tindakan yang diambil efektif.
“Semoga studi kasus yang dilakukan dapat diimplementasikan di beberapa wilayah lainnya untuk menyadarkan para pemburu dan menghilangkan ancaman jerat bagi satwa liar serta peningkatan ekonomi masyarakat dengan adanya kegiatan alternatif legal lainnya,” pungkas MHD Zaidi.
Berita: Red/Mh | Foto: Ist./Humas