Pendidikan

Wujudkan Kemandirian Obat Indonesia, LIPI Jalin Kerjasama dengan Akademisi dan Industri

Depok |
Pengembangan obat herbal di Indonesia masih sangat potensial. Meskipun demikian, masih ada celah antara akademisi, industri, juga masyarakat dalam upaya mengoptimalkan potensi tersebut.

Untuk menjembatani 3 komponen tersebut dalam meningkatkan potensi pengembangan bahan baku obat (BBO) berbasis keanekaragaman hayati darat maupun laut, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengadakan Seminar Drug Discovery and Development in Indonesia dengan tema ‘From Biodiversity to Medicine’ di Cibinong, Jawa Barat, Rabu (19/2).

Dilansir Biro Kerja Sama, Hukum, dan Humas LIPI, Selasa (18/2), Kepala LIPI Laksana Tri Handoko mengemukakan, bahwa sekitar 80 persen tanaman herbal dunia tumbuh di Indonesia.

“Kurang lebih 28 ribu spesies tanaman dengan 1.845 diantaranya teridentifikasi sebagai tanaman obat. Meskipun memiliki kekayaan alam yang berlimpah, namun Indonesia belum meanfaatkan secara optimal potensi tersebut,” terang Handoko.

Dirinya menjelaskan, dari 1.845 spesies tanaman yang teridentifikasi sebagai tanaman obat, baru 283 spesies yang secara resmi terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)  sebagai obat dan telah digunakan masyarakat.

“Sedangkan potensi sumber daya alam hayati laut masih belum dimanfaatkan secara optimal,” ujar Kepala LIPI itu.

Pengembangan tanaman obat sebagai bahan baku obat, sambung Handoko, merupakan salah satu prioritas riset nasional bidang kesehatan dan obat. Tujuannya adalah mewujudkan kemandirian obat Indonesia.

“Lembaga penelitian dapat berperan dalam melakukan riset pendahuluan sedangkan industri berperan dalam hilirisasi produk yang telah dikembangkan, terutama obat herbal terstandar dan fitofarmaka, melalui riset dan komersialisasi bahan baku obat tradisional,” ungkapnya.

Handoko juga menambahkan, selain mendukung akses dan ketersediaan obat nasional, hilirisasi produk obat juga diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomi sumber daya alam Indonesia.

Sementara itu, Kepala Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Puspita Lisdiyanti menerangkan, potensi  keanekaragaman hayati Indonesia untuk bahan baku obat harus terus dikembangkan mengingat sebagian besar bahan baku obat di Indonesia masih diimpor dari luar negeri.

“Sementara kebutuhan penduduk dunia terhadap terhadap obat-obatan alami sangat tinggi. Hal ini merupakan peluang yang sangat baik bagi industri obat herbal terstandar Indonesia untuk menggunakan tanaman obat sebagai bahan bakunya,” jelasnya.

Seminar ‘Drug Discovery and Development in Indonesia: From Biodiversity to Medicine’ akan menghadirkan berbagai narasumber baik dari peneliti maupun perusahaan multinasional dan nasional yang berkecimpung dibidang penemuan dan pengembangan obat baru.

Mereka yang bakal hadir, diantaranya Director of Research & Development PharmaMar Spanyol, Director of Business and Scientific Development PT Dexa Medica, Director of Corporate Creative and Innovation Martha Tilaar Group, perwakilan dari BPOM, Kementerian Kesehatan, serta Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Berita: Red | Foto: Istimewa/Ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.