Tingkatkan Produktivitas, Bupati Jembrana Resmikan Tim Ahli Pendamping Komoditas Kakao
Jembrana l
Bupati Jembrana dan Wakil Bupati Jembrana didampingi Kapolres Jembrana, Sekda Jembrana, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Forkopimda hingga Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Jembrana menggelar acara Peresmian Tim Ahli Pendamping Komoditas Kakao ‘dr Kakao’ di Subak Abian Tamansari Moding, Desa Candikusuma, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali, Jumat (30/4).
Acara yang dihadiri ratusan orang masyarakat sekitar Jembrana khususnya Tim Ahli Pendamping Komoditas Kakao tersebut membahas seputar upaya pemkab jembrana dalam meningkatkan produktivitas kakao di Jembrana, sehingga menjadikan pengekspor kakao nomer satu di dunia.
Hal itu dikarenakan kualitas kakao Jembrana merupakan kualitas nomor satu, namun belum dapat menjadikan pengekspor nomor satu di dunia.
Pada kesempatan itu, I Nengah Tamba menyampaikan, bahwa Tim Ahli Pendamping Komoditas Kakao memiliki tugas yang sangat berat karena memiliki tugas untuk merawat dan mengawasi kakao milik orang lain dan menjadikan kakao Jembrana sebagai penghasil ekspor nomer satu di dunia.
“Bapak petani sekalian mungkin di rumah sudah memiliki kakao dan merawat kakao sendiri akan bagus tetapi belum tentu akan bagus dengan merawat kakao milik orang lain, tentu itu merupakan tugas yang sangat berat,” ujarnya.
Kakao Jembrana, sambungnya, merupakan kualitas nomor satu di dunia namun belum dapat menjadi pengekspor nomor satu. “Untuk mencapai hal itu tentu harus diperhatikan dalam cara perawatan kakao apakah ada perawatan khusus atau tidak, dan setelah dibentuk menjadi cokelat apakah ada hasil yang signifikan” ujar I Nengah Tamba.
Disamping itu, menurutnya pelaksanaan produktivitas Kakao di Jembrana harus diawasi dan ditinjau agar apa yang sudah dikerjakan harus menghasilkan hasil yang optimal dan bisa mencapai target pengekspor nomer satu. Jembrana merupakan daerah yang sudah terkenal dengan Kakao dan porang.
Ide pembentukan dr Kakao berasal dari pertemuan dengan petani Kakao yang dirawat dengan baik dibandingkan dengan Petani Kakao yang tidak dirawat dengan baik walaupun berasal dari bibit yang sama.
“Ide dari terbentuknya dr Kakao ini adalah ketika saya bertemu dengan coklat Kadek Suantara di Ekasari yang dirawat dengan baik dan membandingkan kakao milik Ketut Sudiartana. Walaupun bibit kakao yang mereka miliki sama namun ada perbedaan dalam cara merawatnya. Seperti halnya hewan sakit ada dokter hewan, kalau kakao sakit maka ada dokter kakao untuk membantu petani kakao yang ada di jembrana,” Pungkasnya.
Tim Ahli Pendamping Komoditas Kakao bersama Pemkab Jembrana kedepannya akan membantu terkait kebutuhan yang menunjang pengembangan produktivitas Kakao di Jembrana seperti pengajuan proposal untuk alat fermentasi Kakao.
Berita: Ad | Foto: Ist.