Sehebat-Hebatnya Manusia Pasti Diakhiri oleh Waktu
Oleh Ngurah Sigit*
Seberapa hebat pun manusia, tak ada yang bisa menghindar dari waktu. Dunia ini terus berputar, tak peduli seberapa tinggi posisi seseorang, seberapa banyak harta yang dimiliki, atau seberapa terkenal nama yang tercetak di berbagai tempat. Waktu, dengan cara yang tak terlihat, selalu melangkah maju tanpa memandang siapa yang sedang berlari mengejarnya.
Di tengah kesibukan mengejar ambisi, seringkali lupa bahwa waktu adalah hal yang paling berharga, namun juga paling terbatas. Pagi yang berlalu, malam yang datang, semua itu memberi peringatan bahwa setiap detik yang terlewat adalah sesuatu yang tak bisa diputar kembali. Tidak ada yang bisa mengembalikan waktu yang sudah hilang, meskipun kekayaan, kekuasaan, atau kecerdasan bisa menambah panjang usia seseorang. Waktu, bagaimanapun, tetap akan mengakhirinya.
Lihatlah pada tokoh-tokoh besar yang pernah mengukir sejarah. Mereka telah menginspirasi dunia, membangun impian, dan mengubah banyak hal. Namun, apakah dunia yang mereka tinggalkan sama besarnya dengan warisan waktu yang telah mereka habiskan? Ketika kehidupan mereka berakhir, apa yang tersisa hanyalah kenangan. Ambisi mereka mungkin akan dikenang, tetapi waktu tetap akan terus berjalan tanpa peduli siapa yang pernah memimpin dunia ini.
Begitu juga dengan orang biasa. Kita sering merasa bahwa waktu masih banyak, bahwa ada cukup ruang untuk meraih lebih banyak lagi. Namun tanpa disadari, setiap pilihan, setiap keputusan, dan setiap langkah kita semakin mendekatkan pada batasan yang tak bisa dihindari. Waktu, meskipun tak tampak, adalah kekuatan yang selalu mengatur kehidupan ini. Seperti arus sungai yang tak bisa dibendung, waktu terus mengalir tanpa menunggu siapa pun.
Banyak orang terjebak dalam kesibukan mengejar hal-hal yang sebenarnya tak sebanding dengan waktu yang telah mereka habiskan. Pekerjaan, karier, atau harta benda mungkin bisa memberikan kepuasan sementara, tetapi apakah itu cukup untuk menjawab pertanyaan mendalam tentang makna hidup? Mungkin, pada akhirnya, waktu mengajarkan bahwa hidup bukan hanya tentang apa yang kita capai, melainkan bagaimana kita menghargai waktu yang kita punya.
Pernahkah terpikir untuk berhenti sejenak, mengingat kembali kenangan bersama orang-orang terdekat, menikmati secangkir kopi sambil menikmati pemandangan matahari terbenam, atau sekadar duduk dalam hening, merenung tentang makna hidup? Waktu bukan hanya tentang seberapa banyak yang bisa dilakukan, tetapi tentang bagaimana kita mengisinya dengan hal-hal yang memberi makna, yang memperkaya jiwa, dan yang bisa dikenang setelah semuanya berakhir.
Jadi, meskipun kita tak bisa mengalahkan waktu, kita bisa belajar darinya. Waktu mengajarkan kita untuk lebih bijak dalam setiap langkah yang diambil, lebih menghargai momen yang dimiliki, dan lebih sadar bahwa segalanya akan berakhir. Tak ada yang kekal, kecuali waktu itu sendiri.
*Penulis adalah Sosiolog, Budayawan dan Pemerhati Media.