Retno Marsudi Terima Penghargaan Tertinggi bagi Warga Sipil dari Pemerintah Peru
Jakarta |
Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi, menerima penghargaan El Sol del Peru atau The Sun of Peru, dengan peringkat Grand Cross dari Pemerintah Peru.
Penghargaan tersebut diberikan saat Menlu Retno melakukan kunjungan kerja ke Lima, Peru, untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Peru, Néstor Francisco Popolizio Bardales, di Torre Tagle (23/5).
Kunjungan Menlu RI merupakan kunjungan bilateral resmi pertama Menlu Indonesia ke Peru sejak dibukanya hubungan diplomatik kedua negara pada tahun 1975.
Penghargaan El Sol del Peru atau The Sun of Peru, diberikan kepada Menlu Retno atas upayanya dalam memajukan hubungan dan kerja sama bilateral antara Indonesia dan Peru, sejak ia menjabat sebagai Direktur Jenderal Amerika dan Eropa, Kementerian Luar Negeri.
Ketika menjabat Dirjen Amerika dan Eropa, Menlu Retno mengambil berbagai langkah untuk meningkatkan kerja sama bilateral Indonesia-Peru, termasuk membentuk mekanisme dialog bilateral kedua negara. Menlu Retno merupakan orang Indonesia pertama yang diberi pengharagaan tersebut.
Penghargaan yang diterima Menlu Retno adalah penghargaan tertinggi yang diberikan Pemerintah Peru kepada warga sipil, baik warga negara setempat maupun warga negara asing, atas jasa dan kontribusi mereka kepada Peru.
Beberapa nama yang telah menerima penghargaan ini sebelumnya antara lain Emperor Akihito, Lee Hsien Loong, Dimitry Medvedev, Donald Tusk, Ban Ki moon, dan Sergey Lavrov.
Menlu Retno menyampaikan bahwa ia menerima penghargaan atas nama rakyat Indonesia, para diplomat Indonesia, dan rekan kerja di Peru yang selama ini telah bekerja keras dan memberikan komitmen bersama untuk terus meningkatkan hubungan dan kerja sama Indonesia-Peru ke tingkat yang lebih tinggi.
“Perjalanan hubungan bilateral Indonesia-Peru tidak mudah, namun perjalanan menuju Machu Picchu juga tidak mudah. Dengan penghargaan ini, Insya Allah menumbuhkan semangat lebih besar sehingga hubungan Indonesia-Peru dapat mencapai ketinggian seperti Machu Picchu,” tutur Menlu Retno saat menerima penghargaan tersebut.
Dalam pertemuan bilateral, kedua Menlu sepakat untuk terus meningkatkan hubungan kerja sama ekonomi. Menlu RI menyampaikan bahwa Peru merupakan pasar penting bagi Indonesia, dan kerja sama ekonomi kedua negara saat ini belum merefleksikan potensi yang ada.
Peru merupakan mitra dagang ke-4 terbesar di kawasan Amerika Selatan. Nilai perdagangan Indonesia-Peru pada tahun 2017 mencapai peningkatan sebesar 5,3% dari tahun 2016.
Kedua Menlu juga menyepakati pentingnya perjanjian perdagangan antara dua negara. Indonesia mengusulkan pembuatan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dilakukan secara bertahap, dimulai dengan TIGA (Trade in Goods Agreement).
Selain itu, Menlu Retno menyampaikan pentingnya bekerja lebih keras untuk meningkatkan interaksi antara pengusaha dan melakukan diversifikasi produk dalam perdagangan kedua negara. Untuk itu, Menlu RI mengundang pengusaha Peru untuk hadir di Trade Expo Indonesia (TEI) pada bulan Oktober tahun 2018 dan menyampaikan rencana keikutsertaan Indonesia pada Expoalimentaria and Mistura Food Festival di Peru tahun ini.
Selain kerja sama perdagangan, kedua Menlu juga membahas upaya untuk meningkatkan kerja sama di bidang pertanian, perikanan, dan sosial-budaya. Indonesia dan Peru juga telah memiliki pengaturan bebas visa bagi pemegang paspor biasa, paspor dinas, dan paspor diplomatik.
Di luar isu bilateral, kedua Menlu juga bertukar pikiran mengenai berbagai isu kawasan dan global. Beberapa isu yang menjadi perhatian terkait dengan masalah pengungsi dari Venezeula dan Rakhine State, upaya untuk mengatasi penggunaan senjata kimia, serta isu-isu yang menjadi perhatian di Dewan Keamanan PBB.
Peru menyampaikan dukungan terhadap pencalonan Indonesia di Dewan Keamanan PBB, yang pemilihannya akan dilakukan tanggal 8 Juni 2018.