Politik

Pengamat Intelijen Susaningtyas Kertopati Sebut Intelsus Rajawali Bukan Pasukan Khusus BIN

Jakarta |
Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2011 tentang Intelijen Negara menyebutkan Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) sebagai pemasok sumber daya manusia (SDM) utama untuk Badan Intelijen Negara (BIN).

Oleh karena itu, STIN terus mengembangkan pendidikan serta pelatihan untuk mencapai tujuan agar BIN dapat mencapai kemampuan intelijen berkelas dunia.

Hal itu dikemukakan oleh pengamat intelijen dan militer Susaningtyas Kertopati NH, yang menilai sangat perlu mengkoreksi viralnya video atraksi pasukan yang mengakibatkan munculnya persepsi bahwa BIN saat ini memiliki pasukan khusus bernama Rajawali.

“Intelijen khusus (intelsus) Rajawali bukan pasukan khusus, namun taruna-taruni dan para agen lulusan STIN dan Seno (BIN) yang terpilih dididik untuk memiliki kemampuan intelsus, termasuk kemampuan intelijen tempur (intelpur),” ujarnya, kepada awak media, Minggu (14/9).

Menurut Susaningtyas, nantinya mereka yang dikirim ke tempat penugasan melaksanakan operasi intelijen penting memiliki kemampuan dalam menghadapi ancaman, jangan sampai suatu ketika saat hadapi kelompok bersenjata tak paham mengatasinya.

Wanita yang akrab disapa Mbak Nuning itu mencontohkan di Papua yang memiliki titik wilayah gawat (red spot). Ancaman dan medan tugas yang akan dihadapi di Papua menjadi pertimbangan perlunya para agen dibekali kemampuan intelsus dan intelpur.

“Sehingga mereka lebih siap pada saat bergabung dengan satgas TNI-Polri yang ada di sana. Seharusnya masyarakat bangga siswa STIN memiliki soft skill yang hebat,” sebut Nuning yang juga menjadi salah satu pengajar di STIN.

Dirinya menambahkan, bahwa siswa STIN pantas dan harus memiliki keterampilan, seperti ahli bela diri, siber, dan keahlian forecasting, dan lain-lain. Ditegaskannya keahlian seperti itu diperlukan kelak ketika mereka terjun di lapangan.

“Hal ini menunjukan intelijen kita tidak kalah dengan 11 badan Intelijen terbaik dunia, seperti MI6, CIA, GRU, DGSE, ISI, Mossad, CSIS, BND, ASIS, R&AW, dan MSS China yang hebat,” katanya merinci.

Mantan anggota Komisi I DPR itu juga membeberkan, bahwa kedepan BIN akan memiliki deputi baru yang membidangi Aparatur Sipil Negara (ASN).

Nuning berpendapat kedeputian baru yang dimaksud juga harus memiliki tenaga-tenaga ahli di bidang psikiatri dan psikologi forensik yang paham tentang ilmu perilaku atau profiling, serta sosiolog yang memahami perilaku sosial aparatur negara.

Diharapkan oleh Nuning, kedepan pro kontra yang muncul terkait pasukan Rajawali agar bisa menjadikan BIN semakin kuat dan profesional, karena menurutnya negara tangguh bila Intelijennya kuat.

Ia mengatakan, bahwa BIN saat ini telah mengalami transformasi dan kemajuan yang signifikan. “Era kepemimpinan Jenderal Polisi Prof Budi Gunawan banyak kemajuan dicapai terutama pengembangan SDM dan teknologinya,” imbuhnya.

BIN pada Rabu (9/9) lalu sempat menggelar acara Inagurasi Peningkatan Statuta STIN di Plaza STIN Sentul, Bogor, Jawa Barat.

Pada kesempatan itu BIN juga menampilkan atraksi senjata laras panjang yang diperagakan oleh pasukan khusus bernama Rajawali. Peristiwa tersebut didokumentasikan dengan video dan sempat beredar sehingga menjadi viral.

Dengan beredarnya video tersebut, memunculkan persepsi dari sebagian kalangan bahwa kini BIN juga memiliki pasukan khusus, tidak hanya ada di instansi TNI dan Polri.

Acara inagurasi dihadiri Kepala BIN Jenderal (Purn) Budi Gunawan, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesetyo, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Ketua Komisi I DPR Meutya Hafi, dan Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sakti Wahyu Trenggono.

Disamping itu juga tampak hadir Danjen Kopassus Mayjen I Nyoman Cantiasa (kini menjadi Pangdam Kasuari), Komandan Korps Marinir Mayjen Mar Suhartono, Komandan Korps Paskhas Marsda Eris Widodo, dan Komandan Korps Brimob Irjen Anang Revandoko, serta eks kepala BIN Jenderal (Purn) AM Hendropriyono.

Berita: Sigit | Foto: Istimewa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.