Pendidikan

Pesantren Didorong untuk Lahirkan Inventor

Rembang |
Pesantren memiliki kontribusi besar dalam menyiapkan generasi muda yang cerdas spiritual, akademis maupun sosial.

Menghadapi tantangan di era industri 4.0, Menristekdikti mendorong pesantren tidak hanya menjadi pusat intelektual di bidang agama, namun pesantren juga harus mampu melahirkan inventor yang mampu menghasilkan inovasi.

Hal itu dikemukakan oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir, ketika memberikan Kuliah Umum di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah, Sabtu (28/9).

“Saya berharap dari pesantren lahir generasi-generasi muda Indonesia yang tidak hanya mampu mengaji tetapi juga mampu mengkaji, yang tidak hanya berzikir tetapi juga terus berfikir, yang tidak hanya mampu mengolah jiwa tetapi juga menguasai iptek untuk mengolah data, tidak hanya lembaga pendidikan yang menghasilkan para scholars, tetapi juga akan lahir para inventor,” ujarnya.

Nasir menambahkan, sebagai negara dengan jumlah penduduk dengan penganut agama Islam terbesar di dunia maka Studi Islam di Indonesia hendaknya didorong menjadi rujukan studi Islam dunia.

Oleh karena itu, sambungnya, Institusi Pendidikan Islam Indonesia harus mampu membangun ‘branding’ agar dikenal di seluruh dunia.

“Cita-cita Indonesia menjadi destinasi studi Islam dunia bukan lagi sekedar mimpi. Yang terpenting adalah bagaimana setiap lembaga mampu merumuskan ‘Institutional Branding-nya’ sehingga wajah Islam Indonesia menjadi pilihan destinasi studi Islam dunia,” ucapnya.

Di hadapan mahasiswa-mahasiswi santri STAI Al-Anwar, Menteri Nasir menyebutkan agar memiliki rasa bangga menjadi seorang santri, karena Ia dulu juga merupakan santri di pesantren yang sama.

“Saya ini nyantri di Sarang pada tahun 1973-1978. Saya dulu tidak pernah membayangkan bahwa saya akan terpilih menjadi Rektor, apalagi menjadi Menteri seperti sekarang ini,” tutur Nasir, yang saat itu didampingi oleh Direktur Kemahasiswaan Didin Wahidin dan Tenaga Ahli Menteri Agus Jui Purnawan.

Ketua STAI Al-Anwar KH Abdul Ghofur Maimoen mengatakan, STAI Al-Anwar ingin menyinergikan dan menginterkoneksikan ilmu-ilmu keagamaan khususnya tasawuf. Ia ingin mahasantri di STAI Al-Anwar dapat menjadi ahli-ahli tasawuf khas Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut hadir pula Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, segenap sivitas akademika STAI Al Anwar, serta para tamu undangan lainnya.

Berita: Mh | Foto: Istimewa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.