PeristiwaSosok

Menlu Retno: Kunci Kesuksesan Demokrasi adalah Inklusifitas

Nusa Dua |
Kunci kesuksesan demokrasi adalah inklusifitas, demokrasi yang dapat diakses dan dinikmati oleh semua.

Pesan kunci sukses bagi demokrasi itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dalam pernyataan pers usai membuka Bali Democracy Forum (BDF) ke 11, di Nusa Dua, Bali, Kamis (6/12).

“Keberlangsungan demokrasi harus terus dipertahankan melalui saling belajar dan membangun kolaborasi kuat antar sesama negara demokrasi,” tegasnya.

Selama 10 tahun pertama, sambung Menlu Retno, BDF telah mencitrakan kontribusi Indonesia terhadap kemajuan nilai-nilai demokrasi, pluralism, dan modernisasi, baik di kawasan Asia pasifik, maupun dalam tataran global.

BDF Chapter Tunis dan Chapter Berlin telah dilaksanakan masing-masing pada 2017 dan 2018. Kedua forum tersebut memberikan kesempatan untuk melakukan tukar pikiran mengenai pelaksanaan demokrasi dan tantangannya di kawasan lain dengan tujuan untuk memperkaya demokrasi.

Menurut Retno, untuk  kedepannya BDF akan terus konsisten mempromosikan nilai-nilai demokrasi.

Memasuki dekade ke-2, BDF merubah format pertemuan dibanding pelaksanaan BDF pada 10 tahun terakhir.

BDF ke-11 akan menggunakan format yang lebih sederhana sehingga memberikan lebih banyak waktu dan ruang bagi peserta untuk melakukan diskusi interaktif.

Dijelaskan oleh Retno, dengan BDF, Pemerintah Indonesia terus berupaya menunjukkan bahwa demokrasi merupakan alat untuk menghilangkan ketimpangan, dan mereduksi kesenjangan.

“Demokrasi juga memberikan kesempatan untuk kemajuan ekonomi dan politik secara seimbang,” tuturnya.

Selama 2 hari pelaksanaan BDF, para delegasi akan melakukan diskusi dan melihat bagaimana demokrasi membantu kesejahteraan untuk semua dengan tetap memperhatikan faktor keberlanjutan (sustainability).

Untuk itu, pertama kalinya BDF menghadirkan para pelaku ekonomi dalam diskusi panel agar dapat berbagi pengalaman tentang peran demokrasi dalam menunjang kesuksesan bisnis, serta kontribusi mereka terhadap kemajuan demokrasi.

Selain itu, hadir pula para akademisi dan tenaga ahli untuk menjawab bagaimana cara membentuk institusi yang demokratis, kesejahteraan yang bersifat inklusif dan sustainable, serta inovasi dalam teknologi.

Dalam waktu bersamaan, secara parallel akan dilaksanakan Bali Democracy Students Conference (BDSC) ke-2 dan Bali Civil Society and Media Forum (BCSMF) pertama.

Pelaksanaan kedua forum tersebut bertujuan agar pembahasan tentang demokrasi dilakukan secara inklusif dan komprehensif dari beragam sudut pandang.

Disebutkan oleh Menlu, bahwa diperlukan energi para millennials ini untuk terus melanjutkan perjuangan dalam mempromosikan demokrasi.

“Sedangkan pertemuan atau forum BCSMF digunakan untuk mengulas peran masyarakat madani dan media sebagai penyeimbang dan komplemen proses pertumbuhan demokrasi,” imbuhnya.

BDF ke 11 telah secara resmi dibuka oleh Menlu Retno bersama dengan Presiden Nauru, Baron Divavesi Waqa di Bali Nusa Dua Convention Centre pada Kamis (6/12).

Pertemuan berlangsung hingga Jumat (7/12) dan dihadiri oleh sekitar 470 delegasi dari 92 negara dan 7 Organisasi Internasional.

BDF bertujuan sebagai wadah bagi negara-negara untuk saling tukar pengalaman dan saling belajar. Tema yang diusung kali ini adalah Demokrasi untuk Kemakmuran (Democracy for Prosperity).

Berita: Sigit | Foto: Istimewa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.