Menjadi Pria Tangguh di Tengah Ujian Cinta dan Finansial

Oleh Ngurah Sigit*

Pria kerap kali digambarkan sebagai sosok yang kuat, teguh, dan mampu menanggung segala beban. Namun, kenyataannya tidak sedikit pria justru menjadi rapuh ketika berhadapan dengan dua hal penting dalam hidup: cinta dan finansial (keuangan).

Dua aspek ini sering kali menjadi ujian terberat yang menentukan arah hidup dan masa depan seorang pria.

Setiap orang memulai perjalanan hidup dari titik yang berbeda. Ada yang sejak lahir sudah bergelimang kasih sayang, dipeluk kelembutan seorang ibu, tumbuh di lingkungan berkecukupan, bahkan disiapkan jalan mulus menuju tampuk kekuasaan oleh sang ayah.

Sebaliknya, ada pula yang lahir di tengah keterbatasan, menghadapi kerasnya realitas sejak dini, tanpa jaminan kemewahan ataupun dukungan berlebih.

Namun, perbedaan garis awal bukanlah penentu akhir perjalanan. Yang terpenting bukanlah dari mana seorang pria memulai, melainkan bagaimana ia melangkah.

Dengan keringat, doa, dan tekad yang teguh, setiap jalan gelap bisa diterangi cahaya. Keuletan, kerja keras, dan keyakinan menjadi senjata utama untuk menaklukkan tantangan hidup.

Pria sejati tidak diukur dari seberapa besar warisan yang ia terima, tetapi dari keberanian dan keteguhan hatinya dalam membangun kehidupan dengan tangannya sendiri.

Kesuksesan sejati lahir bukan karena fasilitas yang diwariskan, melainkan dari daya juang yang ditempa oleh ujian.

Pada akhirnya, kekuatan seorang pria terletak pada kemampuannya untuk terus bangkit meski berkali-kali jatuh. Itulah makna keberanian sejati. Berdiri teguh, menatap ke depan, dan melangkah dengan keyakinan.

“Rahayu” sebuah doa yang berarti selamat, sejahtera, tenteram, dan penuh berkah menjadi penutup refleksi ini.

Sebuah harapan agar setiap pria mampu melewati segala ujian hidup dengan hati lapang, jiwa kuat, dan langkah penuh keyakinan.

Rabu, 17 September 2025

*Penulis adalah Sosiolog, Budayawan, dan Pemerhari Media.