Kemendikbud Siapkan Peta Literasi Nasional untuk Sukseskan GLN
Jakarta |
Dalam rangka menyukseskan Gerakan Literasi Nasional (GLN), Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyiapkan kajian teknis penyusunan kebijakan pengembangan literasi nasional.
Sebagai gerakan bersama, GLN memerlukan data dan informasi yang akurat terkait capaian tingkat literasi rata-rata nasional, khususnya literasi siswa.
Kepala Badan Bahasa Dadang Sunendar mengajak berbagai permasalahan literasi nasional untuk diidentifikasi bersama, serta mengidentifikasi daerah yang masih lemah dalam hal literasi.
“Selain itu, kita juga inventarisasi program-program yang telah dilakukan dan program konkret yang akan dilakukan,” ujar Dadang Sunendar, dalam kegiatan Pembekalan Teknis Pengumpulan Data Penyusunan Bahan Kebijakan, di Jakarta, Rabu (27/3).
Sebagai gerakan yang harus dilakukan secara masif dan bersama-sama, Badan Bahasa menyambut baik berbagai inisiatif untuk menggelorakan peningkatan literasi.
“Gerakan literasi di Kemendikbud ini bergerak melalui tiga poros utama, yaitu literasi keluarga, literasi sekolah dan literasi masyarakat yang memerlukan perhatian kita bersama,” pungkas Dadang Sunendar.
Kepala Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan (PPSDK) Emi Emilia mengungkapkan. data yang dikumpulkan dalam penelitian berasal dari siswa SMA kelas X di 34 provinsi.
Hasil dari penelitian ini, sambung Emi, akan dapat dipergunakan untuk pengambilan kebijakan GLN yang merupakan tanggung jawab bersama.
“Ada banyak yang dapat kita lakukan dengan data dari penelitian ini. Misalnya, kita bisa berikan rekomendasi terkait kegiatan literasi, baik di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat,” ujar Emi Emilia.
Sementara itu, Rahmawati dari Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) menyampaikan, soal-soal yang digunakan untuk penelitian tidak hanya digunakan untuk memotret kemampuan literasi membaca, namun juga telah dikombinasikan dengan kemampuan literasi digital para siswa.
“Kita pilih 9 sekolah di tiap provinsi yang telah melakukan UNBK secara mandiri,” ujar Rahmawati.
Lokakarya pembekalan penelitian yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan Kemendikbud ini dilaksanakan pada tanggal 22 sampai dengan 28 Maret 2018.
Lokakarya ini melibatkan dinas pendidikan kabupaten, kota, dan provinsi, Tim Kajian Kebijakan Teknis Pendukung Literasi Nasional, para peneliti dari Balai dan Kantor Bahasa, serta kordinator proktor di 34 provinsi.
Berita: Mh | Foto: Istimewa