Kabinda Bali Orasi Ilmiah pada Dies Natalis dan Wisuda Universitas Mahasaraswati Denpasar
Denpasar |
Pluralisme merupakan kondisi nyata kemajemukan sejak awal saat kebangkitan nasional, dengan entitas etnik budaya dan adat yang berbeda menamakan Indonesia.
Dalam keberagaman agama dinilai sebagai aspek yang paling sering dibicarakan dan menjadi isu yang sensitif dalam berbangsa dan bernegara belakangan ini. Pro konta pluralisme baik agama dan budaya sudah dicarikan solusi oleh founding father kita, yaitu melalui Pancasila, kebinekaan, NKRI dan UUD 1945.
Hal itu disampaikan oleh Kepala BIN Daerah (Kabinda) Bali Brigjen Pol Drs I Wayan Sunarta yang mewakili Kepala BIN, saat menyampaikan orasi ilmiah tentang Kebangsaan dan Pluralisme pada acara Dies Natalis ke 36, Wisuda Sarjana ke 55 dan Wisuda Pasca Sarjana ke 16 Tahun 2018 Universitas Mahasaraswati Denpasar, di Bali Nusa Dua Convention Center (BNCC), Nusa Dua, Bali, Rabu (4/4).
Ditegaskan oleh Kabinda Bali I Wayan Sunarta, bahwa Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945, menjadi pedoman bangsa, pijakan dan ukuran dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
“Sebagai salah satu pergurun tinggi swasta, Universitas Mahasaraswati (Unmas) harus melahirkan SDM yang unggul dan mampu meningkatan kewaspadaan dini. Sekaligus menjadi benteng terhadap berkembangnya fundamentalisme, radikalisme dan terorisme,” ujarnya.
Sementara itu, Koordinator Kopertis VIII Prof Nengah Dasi Astawa mengatakan, bahwa dosen minimal Strata III (S3) baru sebatas wacana dan belum ada aturan tertulis. Namun jika sudah menjadi dosen, harus menuju doktor dan guru besar.
Nengah juga menekankan, di era disruption (gangguan), kampus harus akrab dengan kemajuan sesuai tuntutan revolusi industri 4.0 yang dicirikan dengan cepatnya perubahan.
“Era ini disebut era serba robot, maka dunia Perguruan Tinggi (PT) harus cepat mengantisiasi perubahan menuju serba digital,” ujar Prof Nengah Dasi Astawa.
Di bagian lain, lanjut Prof Nengah, dirinya meminta Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Bali untuk meningkatkan akreditasi program studi dan Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT). Disamping itu menjaga syarat minimal memiliki 10 prodi dengan komposisi 60 persen IPA dan 40 persen IPS.
“Aturan ini mulai diterapkan pada 2019, untuk itu PTS di Bali juga berlomba membuka program setara politeknik sesuai dengan kebutuhan daerah,” katanya.
Ketua Yayasan PR Saraswati Pusat Denpasar Ir Bagus Ketut Lodji MS, juga menekankan semua unit di Yayasan PR Saraswati Pusat Denpasar sejak berdiri 1946 mengibarkan nasionalisme.
“Makanya faham radikalisme tak diberikan berkembang, mulai dari Taman Kanak-kanan (TK), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga mahasiswa,” sebut Bagus Ketut Lodji.
Di sisi lain Bagus Ketut Lodji mengajak pimpinan dan civitas akademika Unmas tak boleh berpuas diri, melainkan terus mengembangkan diri menghadapi persaingan di era disruption yang makin ketat.
Untuk itu ia menyetujui, sekalipun belum ada UU yang mewajibkan dosen harus S3, semua dosen Unmas harus bergelar doktor dan guru besar. “Sebab untuk menjadi PT yang besar dan hebat mutu dosennya harus unggul,” ucapnya.
Rektor Unmas Dr Drs I Made Sukamerta MPd dalam kesempatan itu mengatakan, kegiatan wisuda merupakan rangkaian prosesi yang telah menjadi tradisi, sebagai penanda pelepasan bagi mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan akademik sesuai displin ilmu masing-masing, dan kepadanya diberikan gelar akademik sesuai bidang ilmu yang ditekuni.
“Selamat berbahagia. Terima kasih atas kepercayaan bergabung dengan Universitas Mahasaraswati,” tutur Made Sukamerta mewakili keluarga besar Unmas.
Kepada calon wisudawan, sambung Made, setelah di wisuda telah menjadi sarjana. Para wisudawan sudah menyandang gelar sarjana atau magister, sebagai kelompok sosial baru, kaum terdidik.
“Hendaknya saudara terlahir dan hadir sebagai social change di tengah-tengah masyarakat dan mengabdikan ilmunya bagi masyarakat, bangsa dan negara,” tutup Rektor Unmas Made Sukamerta.
Pelaksanaan Dies Natalis dan Wisuda kali ini diikuti oleh 1249 orang yang terdiri dari, Fakultas Kedokteran Gigi 63 orang, Fakultas Hukum 41 orang, Fakultas Ekonomi 837 orang, Fakultas Pertanian 27 orang, Fakultas Teknik 44 orang, FKIP 168 orang, dan Program Pascasarjanan sebanyak 42 orang.
Saat acara juga tampak hadir Ketua Yayasan Saraswati beserta jajaran, para wakil rektor, para dekan beserta para wakil dekan, para Senat Unmas, para pejabat struktural di lingkungan Unmas, para orang tua atau wali wisudawan, serta seluruh wisudawan Unmas.
Berita: Sigit | Foto: Istimewa