Gubernur DKI Panen Padi di Kelurahan Cakung Timur
Jakarta |
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan panen raya padi berjenis Inpari 32 di sawah abadi tepi Jalan Ispeksi Sisi Timur Kanal Banjir Timur, Kelurahan Cakung Timur, Kecamatan Cakung, Selasa (23/1).
Disamping memanen padi yang tahan hama wereng dan penyakit pelepah daun itu, Gubernur juga memetik buah naga yang telah matang langsung dari pohonnya.
Mendampingi gubernur saat itu Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardana, Kepala Dinas KPKP Darjamuni, Kabiro Perekonomian Sri Haryati, Asisten Perekonomian Jakarta Timur Syofian Tahir, serta Direktur Utama Food Station Arief Prasetyo Adi.
Gubernur Anies Baswedan pada kesempatan itu mengatakan, saat ini terdapat 300 hektare sawah yang tersebar di Jakarta. Sedang di Sawah Abadi tersebut saat ini terdapat sekitar 3 hektare padi siap panen yang ditanam pada Oktober-November 2017 lalu.
“Pagi ini kita sama-sama panen padi di Sawah Abadi Jakarta Timur. Di Jakarta ini masih ada lebih dari 300 hektar sawah, dan di lokasi ini ada sekitar 3 hektare. Alhamdulillah sudah dipanen kira-kira hasilnya 5 ton per hektarenya,” kata Anies.
Gubernur mengharapkan agar seluruh elemen masyarakat tetap menjaga ekosistem di Jakarta, karena ibukota negara ini adalah sebuah ekosistem yang lengkap.
“Sebab, disamping kehidupan modern dengan basis industri, di Jakarta ini juga ada lahan-lahan pertanian yang seharusnya patut dijaga. Kita ingin sekali warga Jakarta ini menyadari hal itu,” ajak Anies.
Sebuah ekosistem yang lengkap itu kata gubernur patut kita jaga untuk dimanfaatkan. Diharapkan area pertanian di Jakarta, tak hanya sebagai tempat bercocok tanam, melainkan, juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan bagi anak sekolah.
”Saya akan mengajak para kepala sekolah nanti kerja sama dengan Dinas KPKP untuk bisa datang ke sini memanfaatkan sebagai arena pembelajaran,” tambah Anies.
Menurutnya, banyak anak-anak di Jakarta hanya tahu beras sudah menjadi nasi dan tidak mengetahui prosesnya. Oleh karena itu dengan adanya area pertanian itu dapat dibangkitkan lagi kesadaran anak-anak akan hal itu
“Dengan demikian ketahanan pangannya didapat, pembelajarannya pun berjalan,” pungkasnya.
Diharapkan pula Food Station bisa membeli gabah-gabah dari para petani untuk diproses dan dipasarkan, sehingga warga Jakarta bisa menikmati beras yang berasal dari tanah Jakarta.
Sementara itu Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Arief Prasetyo Adi mengatakan, saat ini stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang mencapai 27.500 ton, melebihi batas aman 25.000 ton.
”Stok itu termasuk beras subsidi untuk program pangan murah bagi penerima Kartu Jakarta Pintar,” katanya. Menurut Arief, stok beras DKI mayoritas diambil dari Sulawesi Tengah.
Direncanakan hari Rabu ini menerima 150 kontainer beras. Satu kontainernya seberat 20 sampai 25 ton. “Semua sudah kami siapkan untuk beberapa bulan ke depan,” ujar Arief.
Mengenai susutnya lahan sawah warga Duren Sawit, Harjo dan H Tatang mengakui itu terjadi mulai tahun 1970 an hingga tahun 1980 an yang diubah menjadi daerah permukiman.
“Tahun 1980an Bojong Rangkong masih sawah. Sekarang sudah jadi perumahan bagian dari Pondok Kopi,” kata Harjo yang dibenarkan Haji Tatang.
Begitu pula dengan Kelurahan Penggilingan di sepanjang utara rel KA yang tadinya juga area persawahan, namun sekarang menjadi rumah-rumah penduduk.
“Saya pernah baca buku sejarah Jakarta, nama Penggilingan itu berasal dari banyaknya penggilingan padi untuk dijadikan beras di kawasan tersebut,” kata Harjo.
Berita: Pri | Foto: Istimewa/Pri