Opini

Ancaman Kekurangan Pangan Dunia

Oleh: Nanda Abraham

Tiga Isu global dan menjadi tantangan umat manusia saat ini adalah isu tentang energi fosil yang kian menipis, kedua isu tentang pangan, karena manusia di muka bumi ini terus bertambah sementara lahan-lahan pertanian, perhutanan atau perkebunan terkikis karena perkembangan industrialisasi dan kebutuhan akan rumah bagi manusia. Dan ketiga kita mengalami krisis air bersih.

Dalam tulisan ini saya akan membahas tentang isu pangan yang menjadi salah satu isu global saat ini.

Tahukah anda Indonesia sedang dalam proses mengalami krisis pangan jika pemerintah tidak segera membuat roadmap (peta jalan), penguatan dan pengembangan infrastruktur pertanian Indonesia? Tahukah anda Indonesia kekurangan petani muda? Populasi petani (termasuk kehutanan dan perikanan) yang berusia dibawah 35 tahun hanya 4% dari total seluruh petani. Ini tentunya ancaman bagi sektor pertanian yang menyumbang 13% Produk Domestik Bruto (PDB). Jika PDB tahun 2017 sejumlah Rp.13.588 trilliun, berarti sektor ini menyumbang Rp.1.766 trilliun.

Pertanyaannya, jika petani muda berada di kisaran 4%, lalu siapa yang melanjutkan sektor ini kedepannya?

Penurunan kontribusi sektor pertanian pada PDB ini sebenarnya sudah terjadi lama. Tahun 1991, pertanian menyumbang 21% terhadap PDB. Walau PDB waktu itu hanya 118 miliar USD, berbeda tentu hari ini yang 1T USD lebih.

Tetapi bagaimanapun, dari 1991 ke 2017, kontribusi sektor ini falling down alias decrease dari 21% ke 13%. Ini berarti tergerus 8%. Meskipun kepala pusat data dari Kementerian Pertanian menyebutkan bahwa empat tahun terakhir, PDB sektor pertanian tumbuh signifikan. Akumulasi tambahan nilai PDB sektor ini selama 2013-2017, mencapai Rp.1.375 triliun dan nilai PDB Sektor Pertanian tahun 2018 naik 47% dibandingkan dengan tahun 2013.

“Bahkan tercatat pada tahun 2018, nilai PDB mencapai 395,7 triliun dibandingkan Triwulan III tahun lalu yang hanya Rp 375,8 triliun,”
Pertanyaannya, dengan luasan lahan yang dimiliki indonesia apakah nilai PDB yang disumbangkan dari sektor pertanian tersebut diatas memuaskan?.

(catatan: yang disebut sektor pertanian didalamnya termasuk sektor perikanan dan kehutanan )

Bukankah kita bisa menggenjot PDB dari sektor pertanian jika pemerintah sungguh-sungguh memperhatikannya?
Logikanya, saat ini apapun hasil pertanian pasti akan terserap oleh pasar karena demand yang begitu besar.

Seperti kita ketahui, bahwa kita tidak punya data yang bisa memaparkan detail tentang luasan lahan di sektor pertanian, sesuai dengan komoditas yang ditanam dilahan tersebut, lalu jumlah petani yang menangani suatu jenis komoditas tertentu serta sentra-sentra komoditas itu sendiri.

Sebagai contoh, tahukan anda berapa jumlah produksi padi dalam satu tahun yang kemudian diolah menjadi beras?
(Jumlah produksi padi tidak sama dengan jumlah produksi beras, karena ada rendemen sekitar 30-45% tergantung kekeringan padi yang diolah menjadi beras). Berapa ton yang terserap ke pasar? dan berapa ton yang terserap oleh Bulog? (Saat ini kontrol harga terhadap komoditas utama seperti beras dikontrol oleh pasar, bukan oleh negara).

Jadi apa ancaman pertanian kita sudah jelas, adalah tidak adanya regenerasi di sektor pertanian, tidak adanya roadmap untuk pembangunan infrastruktur pertanian. Juga regulasi yang memudahkan khususnya untuk petani mendapatkan pembiayaan untuk bibit dan pupuk. Sementara fakta dilapangan, tata kelola pertanian kita masih konvensional. Harusnya pertanian kita ditransformasikan ke modernisasi pertanian. Langkanya mendapatkan bibit unggul komoditas tertentu bagi petani juga menjadi tantangan tersendiri yang harus dijawab dengan memperbanyak laboratorium pertanian untuk pengembangan bibit, sehingga bibit unggul bisa didapat dengan mudah.

Sehingga tidak heran jika kita misalnya mulai langka dalam urusan beras, kacang-kacangan, cabe, bawang, tomat, buah-buahan seperti jambu air, jambu biji, pepaya, dan lain-lain.

Untuk itu saya mengajak untuk kita bertransformasi jadi bangsa berdikari, bangsa yang bersyukur dengan segala apa yang kita miliki untuk bisa kita kembangkan, karena sesungguhnya kita bukanlah bangsa pemarah atau pencibir yang selalu bergosip murahan di sosmed tanpa bisa berbuat apa-apa. Mari renungkan hal ini mendalam. Sektor pertanian, perkebunan, perikanan adalah sektor yang menopang pangan. Dalam Social Progress Index, pangan ini terletak didasar kebutuhan manusia: basic needs. Artinya, jika ada political will dari pemerintah, bukan tidak mungkin kita menjadi negara lumbung pangan dunia dalam waktu 30 tahun kedepan.

Jadi jika kita sebagai entitas bangsa TIDAK MAMPU menopang nasib PERUT anak negeri, maka ketahanan nasional bangsa ini sedang terancam.

Jakarta, 1 Februari 2020

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.