Komjen Pol Agung Setya Imam Effendi, Pengabdian Tanpa Akhir
Oleh BrigJen TNI Mar. Tony Kurniawan, S.A.P, M.A.P
Di sebuah sudut negeri yang hijau dan berhawa sejuk, Wonosobo, Jawa Tengah, pada 8 Maret 1967, lahirlah seorang putra bangsa yang kelak akan menorehkan perjalanan panjang dan mulia dalam tubuh Kepolisian Republik Indonesia. Beliau adalah Agung Setya Imam Effendi yang merupakan seorang prajurit Bhayangkara sejati, yang tak hanya mengabdikan hidupnya untuk menegakkan hukum, tapi juga menanamkan nilai-nilai luhur kepemimpinan, integritas, dan loyalitas dalam setiap langkah.
Lulus dari Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1988, Agung memulai kariernya dalam senyap, jauh dari sorotan publik. Namun, seperti air yang selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah, kerja kerasnya terus membawa ia pada tanggung jawab yang lebih besar. Mulai dari menjabat sebagai Kapolres Bengkulu, hingga dipercaya mengisi berbagai posisi strategis di Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Polri. Agung menunjukkan kapasitasnya sebagai seorang pemimpin dengan visi dan keberanian.
Pada 2010, ia menjabat sebagai Kepala Unit III Dirtipideksus, dan hanya butuh waktu satu tahun bagi Polri untuk kembali mempercayainya sebagai Kepala Subdirektorat III. Tahun 2014, Agung dipercaya menjadi Analis Kebijakan Madya dan kemudian diangkat sebagai Wakil Direktur Pideksus. Tak berhenti di sana, pada tahun 2016, ia menjabat sebagai Direktur Pideksus Bareskrim Polri, peran yang membawanya ke garis depan penegakan hukum ekonomi nasional.
Namun pengabdian Komjen Agung tak berhenti pada sektor kriminal ekonomi. Pada 2018, ia memasuki ranah intelijen, menjabat sebagai Deputi VI Bidang Intelijen Siber di BIN. Setahun berselang, ia kembali dipercaya memimpin daerah sebagai Kapolda Riau, memperlihatkan bahwa dirinya adalah sosok serbabisa, dengan pemahaman utuh terhadap dinamika keamanan negara.
Tahun 2021, ia diangkat sebagai Asisten Operasi (Asops) Kapolri, lalu pada Juni 2023 menjabat sebagai Kapolda Sumatera Utara, salah satu wilayah paling strategis dan dinamis di Indonesia. Tak lama berselang, pada 26 Juni, Agung didapuk menjadi Sekretaris Utama Badan Intelijen Negara (BIN), pangkatnya pun naik menjadi Komisaris Jenderal, sebuah kehormatan yang hanya dimiliki segelintir perwira.
Namun puncaknya datang pada 18 Oktober 2024, ketika ia dipercaya sebagai Wakil Kepala BIN, posisi yang menandai dedikasi tiada henti dari seorang prajurit yang seluruh hidupnya diabdikan untuk merah putih.
Kini, secara administratif, Komjen Agung memang telah mencapai masa purnatugas. Tapi bagi seorang Bhayangkara sejati, pengabdian tidak diukur oleh jabatan atau masa kerja. Seperti semboyan yang ia pegang teguh: Rastra Sewakottama, abdi utama bagi nusa dan bangsa, dan Satya Haprabu, kesetiaan tanpa batas kepada pemimpin dan negara. Dua prinsip hidup ini bukan sekadar semboyan di dinding, tapi telah menjelma menjadi napas dalam setiap keputusan dan langkah hidupnya.
Baginya, Kesatrya Bayangkara tidak pernah berakhir. Masa pensiun bukanlah akhir dari pengabdian, melainkan babak baru untuk terus melayani dengan cara yang berbeda. Dalam diamnya, ia tetap menjadi penjaga negeri. Dalam senyumnya, tersimpan ketegasan dan cinta untuk Indonesia.
Komjen Pol Agung Setya Imam Effendi bukan hanya seorang jenderal. Ia adalah simbol dedikasi, integritas, dan kesetiaan, sosok yang menulis sejarahnya sendiri dengan tinta pengabdian tanpa akhir.
*Penulis adalah Kepala Badan Intelijen Negara Daerah Bali.