Pengamat Militer Nilai Tidak Masalah Menantu Menko Luhut Diangkat Jadi Pangkostrad Asal Miliki Kemampuan
Denpasar |
Surat Keputusan (SK) Jabatan 328 Perwira Tinggi (Pati) TNI Nomor 66/I/2022 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan dalam Jabatan di lingkungan TNI telah ditandantangani oleh Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa pada Jumat (21/1).
Sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 66 Tahun 2019 tentang Susunan Organisasi TNI, dari 328 Pati TNI yang mendapatkan jabatan baru tersebut, 28 diantaranya masuk kedalam jabatan satuan-satuan baru TNI.
Dari 10 Jabatan Bintang 3 dalam Keputusan Panglima TNI ada nama Mayjen TNI Maruli Simanjuntak yang dipercayakan menjabat posisi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).
Pengamat intelijen dan militer Susaningtyas Kertopati NH mengatakan, bahwa Mayjen TNI Maruli Simanjuntak dikenal sebagai sosok cerdas, akademik, dan rendah hati.
Namun wanita yang akrab disapa Mbak Nuning itu mengaku heran atas adanya pro kontra terkait penunjukan Maruli yang notabene adalah menantu dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan yang juga merupakan seorang purnawirawan jenderal TNI.
”Saya heran bila ada mantu jenderal naik pangkat pasti heboh. Padahal harusnya lihat juga yang bersangkutan berkemampuan yang baik ya,” kata Nuning kepada awak media di Denpasar, Bali, Sabtu (22/1).
Disebutkan oleh mantan anggota Komisi I DPR yang juga menjadi dosen Intelijen Maritim di Universitas Pertahanan (Unhan) dan Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) itu, sosok Maruli dinilainya cocok untuk mengisi jabatan Pangkostrad yang saat ini sedang lowong.
Posisi jabatan Pangostrad, sambungnya, sangat cocok diisi oleh Mayjen TNI Maruli Simanjuntak yang meniti karir di kesatuan Komado Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD dan memiliki sejumlah pengalaman memimpin pasukan.
Apalagi, Nuning menambahkan, pekerjaan rumah (PR) Pangkostrad adalah meningkatkan kemampuan militer dan akademik sumber daya manusia (SDM) Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad).
”Juga meningkatkan kemampuan prajurit dalam hadapi fluktuasi ancaman daerah konflik, seperti di Papua, Papua Barat dan Aceh dan lain-lain,” ucapnya.
Disamping meningkatkan pengetahuan kekinian, seperti informasi dan teknologi (IT), Pangkostrad juga dituntut pengetahuannya untuk menghadapi situasi dan kondisi (sitkon) negara yang saat ini sedang dilanda pandemi Covid-19.
“Selain itu juga meningkatkan kemampuan intelijen serta interoprabilitas prajurit dan perwira,” tutup Nuning.
Mayjen TNI Maruli Simanjuntak yang sebelumnya menjabat Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) kemudian ditunjuk menjadi Pangdam IX/Udayana tertera dalam Surat Keputusan (SKEP) Panglima TNI Nomor Kep/911/XI/2020 pada tanggal 18 November 2020 silam.
Pria kelahiran Kota Bandung, sebelumnya pernah menjabat sebagai Danrem O74/Warastratama Solo sejak tahun 2016 hingga 2017. Saat mengabdi di istana negara, ia dipercaya menjabatan Wakil Komadan Pasukan Pengamanan Presiden (Wadanpaspampres) selama tahun 2017 sampai dengan 2018.
Lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1992 itu juga tercatat pernah menjadi Komandan Detasemen Tempur (Denpur) Cakra pada tahun 2002 silam. Kemudian di tahun 2014, Mayjen TNI Maruli Simanjuntak pernah menjabat sebagai Asisten Operasi Komandan Jenderal (Asops Danjen) Kopassus.
Berita: Gate 13 | Foto: Ist.