Optimalkan Komunikasi Kesiapsiagaan dan Respon Penanggulangan Ancaman Krisis kesehatan, Forum Komunikasi Risiko One Health Gelar Rakor
Denpasar |
Forum Komunikasi Risiko One Health Provinsi Bali menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Risiko Provinsi Bali di Plagoo Holiday Hotel Taman Mumbul, Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa, (31/5).
Rakor upaya mengoptimalkan kembali komunikasi risiko sebagai bagian integral dari kesiapsiagaan dan respon dalam penanggulangan ancaman krisis kesehatan, dibuka secara resmi oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Bali Wayan Wiasthana Ika Putra.
Kegiatan tersebut juga membahas upaya penanganan krisis kesehatan akibat dampak pandemi COVID-19 dan penyakit zoonosis prioritas lainnya, seperti rabies yang berpengaruh pada sistem ketahanan kesehatan masyarakat.
Dalam sambutannya, Wayan Wiasthana Ika Putra mengatakan bahwa kegiatan yang sedang berlangsung sebagai evaluasi tugas pelayanan dibidang kesehatan.
”Untuk selanjutnya merancang dan merumuskan langkah-langkah kedepan dalam menghadapi isu-isu kesehatan yang terjadi,” ujarnya.
Kepala Bappeda Provinsi Bali itu juga menyampaikan apresiasi atas keberadaan forum komunikasi tersebut yang memberikan dukungan terhadap penanganan berbagai masalah kesehatan bagi masyarakat Bali.
“Mari bekerja dengan efektif sesuai tugas fungsi masing-masing sesuai kewenangan, dilanjutkan dengan koordinasi bersama dalam forum. Tugas forum ini pasti berbeda, akan mengalami perubahan tapi dari sisi kesehatan masyarakat umum harus tetap berjalan, terus bergerak mengikuti dinamika,” imbuhnya.
Di kesempatan yang sama, Ketua Forum Komunikasi Risiko One Health Provinsi Bali Gede Aryasena mengatakan pentingnya komunikasi risiko yang melibatkan semua unsur yang ada di Bali, seperti lembaga, badan, jajaran pemerintah provinsi, jajaran pemerintah daerah, desa adat, forum kemanusiaan, kelompok rentan termasuk relawan dan masyarakat dalam mendukung penanganan kesehatan di Bali.
“Kita ingin merakit ide masing-masing personal sesuai kelembagaan yang ditekuni. Selanjutnya untuk disatukan dalam wadah forum komunikasi melalui komunikasi dan koordinasi yang intens,” kata Aryasena.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kabid Kesmas) AA Sagung Mas Dwipayani menambahkan, walaupun masing-masing anggota forum masih memiliki tugas dan fungsi (tusi) pada kelembagaannya, namun diharapkan tusi dan forum bisa saling menguatkan.
”Disamping itu forum bisa dimanfaatkan oleh para anggota sebagai jejaring untuk memudahkan sinergitas, komunikasi dan koordinasi. Diharapkan forum yang sudah ada tersebut bisa diperkuat secara kebijakan regulasi,” pungkasnya.
Acara Rakor Risiko Provinsi Bali ditutup oleh Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Provinsi Bali I Nyoman Gede Anom.
Berita: Gate 13 | Foto: Ist.