Peringati HUT ke 77 RI, Group Angklung Happy-Happy FKLJ Mainkan Lagu Perjuangan di Taman Barito
Jakarta |
Usia senja bukan menjadi penghalang bagi seseorang untuk berkarya dan mengembangkan kreativitas. Walaupun fisik tidak lagi muda, namun setidaknya kesehatan jiwa dan raga harus terus dipelihara dengan cara diisi berbagai kegiatan positif.
Seperti halnya yang dilakukan oleh Forum Komunikasi Lansia Jakarta (FKLJ) Kecamatan Kebayoran Baru Jakarta Selatan (Jaksel) yang membentuk group bernama Happy-Happy yang difokuskan bermain alat musik tradisional angklung asal Jawa Barat (Jabar).
Dalam mengisi Hari Ulang Tahun (HUT) ke 77 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI), group musik Happy-Happy Forum FKLJ Kecamatan Kebayoran Baru Jaksel secara khusus melakukan kegiatan memainkan lagu-lagu bertemakan perjuangan di Taman Barito, Jaksel, Selasa (23/8).
Di taman kota yang kini bernama Taman Ayodya dengan seluas 7.500 m² yang dilengkapi kolam buatan seluas 1.500 m² di tengahnya, group lanjut usia (lansia) yang beranggotakan lebih dari 40 orang tampak mahir memainkan lagu dengan alat musik yang terbuat dari bambu. Lagu yang dimainkan diantaranya adalah ’17 Agustus 1945 Hari Merdeka’, ’Halo-Halo Bandung’ dan ’Maju Tak Gentar’.
Ketua FKLJ Kebayoran Baru Jaksel Maria Ulfani mengatakan, bahwa bermain alat musik angklung sudah menjadi kegiatan rutin bagi komunitas yang dipimpinnya itu.
”Kali ini kami bermain angklung khusus dipersembahkan untuk memperingati Hari Kemerdekaan Negara Republik Indonesia Ke 77,” ujarnya kepada awak media di Jakarta, Selasa (21/8).
Menurutnya momentum hari Kemerdekaan sangatlah penting untuk mengenang jasa para pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan bagi masyarakat Indonesia.
”Sebab ada beberapa anggota Forum Komunikasi Lansia Jakarta yang memang mengalami masa-masa perjuangan Indonesia dalam merebut kemerdekaan,” ungkap Maria.
Menurut wanita yang akrab disapa Nani Nukman itu pemerintah ke depannya dapat memfasilitasi para lansia untuk bisa berkegiatan pada satu tempat yang memang dikhususkan untuk lansia.
”Adanya taman lansia nantinya dapat digunakan khusus bagi para lansia untuk melakukan berbagai kegiatan seni, olah raga, dan kegiatan lainnya,” pungkasnya.
Pemerhati Budaya juga sekaligus anggota group kesenian angklung Happy-Happy FKLJ Kebayoran Baru Jaksel Sri Herawati menyampaikan rasa bangganya menjadi bagian dari keluarga besar FKLJ yang berkomunitas di selatan kota yang dulu bernama Batavia tersebut.
”Bermain angklung memiliki kesenangan tersendiri. Selain menghibur, bermain angklung bagi para lansia dapat melatih pikiran agar terhindar dari penyakit lupa atau yang sering disebut pikun,” tuturnya.
Dalam mendukung kegiatan tersebut, wanita pengusaha yang juga berprofesi sebagai penasihat hukum itu turut memfasilitasi grup Happy-Happy untuk rutin berlatih di tempat tinggalnya yang terletak di Jalan Sambas Kebayoran Baru Jaksel.
Ke depannya wanita dengan nama dan gelar lengkap Hj. Sri Herawati, SH.,MH itu berharap anak muda bangsa Indonesia mampu menjaga dan melestarikan kesenian tradisional angklung.
Dirinya juga berharap group kesenian angklung Happy-Happy FKLJ Kebayoran Baru bisa dikenal lebih luas lagi, jika memungkinkan bisa dikenal di negara-negara lain. Dikatakan oleh Hera bahwa negara-negara luar saat ini tengah aktif dan masif memainkan alat musik angklung.
”Contohnya waktu saya ke Belanda. Orang-orang disana sangat antusias sekali memainkan musik angklung. Nah kita kenapa enggak, jangan sampai kita malah ketinggalan,” pungkasnya.
Pelatih group kesenian angklung Happy-Happy FKLJKebayoran Baru Mugi Pangestu menambahkan, selain mudah dan menyenangkan, alat musik angklung juga bisa menjadi wadah untuk menjalin silaturahmi. ”Permainan angklung dimainkan secara masal,” ucapnya.
Dijelaskan oleh Mugi, memainkan alat musik angklung bagi para lansia selain menyenangkan juga menyehatkan. Menurutnya bermain angklung dapat mencegah pikun dan memicu daya pikir menjadi lebih aktif.
”Efek positif dari memainkan alat musik angklung ini, saya berharap kegiatan preventif tersebut dapat menular. Tidak hanya di Indonesia saja melainkan negara-negara lain juga,” katanya.
Mugi menggarisbawahi, jika kesenian tradisional angklung dapat dikembangkan menjadi lebih luas, bisa jadi memainkan alat musik ini bisa menjadi salah satu kegiatan yang dapat diandalkan dalam mencegah datangnya penyakit yang kerap dialami para lansia.
”Tidak menutup kemungkinan kesenian alat musik angklung bisa dijadikan sebuah icon kegiatan preventif (pencegahan) bagi lansia di seluruh dunia,” tandasnya.
Berita: Mh | Foto: Ist./Dok.