PKCB DKI Jakarta Konservasi Patung Chairil Anwar dan MH Thamrin
Jakarta |
Pusat Konservasi Cagar Budaya (PKCB) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) DKI Jakarta saat ini sedang mengkonservasi patung dada penyair angkatan 45 Chairil Anwar, di Taman Monumen Nasional (Monas) Jakarta Pusat.
Pekerjaan itu dilakukan setelah patung pahlawan nasional Mohammad Husni Thamrin di ujung Jl Medan Merdeka Selatan itu selesai dikonservasi akhir November yang lalu.
Dra Rucky Nellyta, Kepala PKCB Disparbud DKI Jakarta, Kamis (7/12) mengungkapkan, seluruh pekerjaan itu diharapkan selesai sebelum15 Desember 2017.
“Konservasi monumen dan patung merupakan upaya pemeliharaan sekaligus menyambut Asian Games XVIII tahun 2018 mendatang,” kata Nellyta.
Sementara Daniel Tangibali, Kasatlak Preservasi dan Restorasi PKCB menambahkan, yang didahulukan dalam konservasi ini patung dan monumen yang berada di daerah protokol.
Konservasi tersebut sudah dilakukan sejak November yang lalu, yaitu meliputi Patung Diponegoro di depan gedung Bappenas, Menteng, dan patung Muhammad Husni Thamrin yang berdiri setinggi 7 M di Jl Medan Merdeka Selatan.
“Saat ini tenaga konservator kami dibagi dua. Seorang konservator Bu Cahayani sedang mengkonservasi lukisan besar tahun 1966 milik Kementerian Luar Negeri yang dilakukan di Laboratorium kami,” ungkap Nellyta.
Seorang konservator lagi bernama Pak Andia, sambung Nellyta, sedang mengerjakan konservasi patung dada MH Thamrin dan Chairil Anwar secara in situ, di Taman Monas. “Pak Andia dengan 5 orang,” ujarnya.
Andia bersama 5 orang pekerja ketika ditemui Restorasi News di Taman Monas Utara, Rabu (6/12) menjelaskan, patung dada MH Thamrin di Taman Monas Barat sudah selesai dikonservasi. “Nanti segera finishing,” jelasnya.
Sedangkan patung Chairil Anwar saat ini sedang tahap coating. Pada pedestralnya ada pahatan tulisan sajak Chairil Anwar yang berjudul “Antara Krawang-Bekasi”.
Disebutkan Andian, bagian cat pada patung banyak yang hilang. Karena itu kini sedang dilakukan ‘in painting’. Begitu juga sajak “Diponegoro” yang terpahat di dinding selatan pedestral patung dada Chairil Anwar sedang dicat ulang.
Sementara itu pengamat budaya dan pariwisata Jakarta, H Abu Galih mengakui patung perunggu yang sudah dikonservasi tampak mengkilap. Ini terlihat pada patung MH Thamrin di Medan Merdeka Selatan dan patung Diponegoro di depan gedung Bappenas yang selesai dikonservasi November silam.
Namun Patung Diponegoro lainnya yang ada di Taman Monas tak jauh dari patung Chairil Anwar terlihat ada warna putih kehijauan di bagian punggungnya.
Mengenai hal ini Nellyta yang juga arkeolog alumnus UGM Yogyakarta itu menjelaskan, patung itu sudah dikonservasi tahun 2014. “Warna putih kehijauan pada punggung kuda dan pundak Pangeran Dipenogoro itu namanya patinasi,” sebutnya.
Proses patinasi, papar Nellyta, adalah proses alami yang terjadi ketika material perunggu beroxidasi dengan O2 dari H2O, sehingga perunggu berwarna kehijauan.
Patinasi disebut juga karat perunggu akibat air hujan dan udara bebas yang biasa terjadi pada patung patung perunggu di udara terbuka. “Tetapi warna hijau patinasi itulah yang menyebabkan indah patung perunggu tersebut,” kilah Nellyta.
Mengenai patung di Taman Monas, Drs Dirman Surachmat, arkeolog senior yang pernah menjabat Kepala Dinas Museum dan Sejarah DKI mengetahui sejarahnya satu per satu.
Disebutkan Dirman, Patung Chairil Anwar 1922-1949, diresmikan Gubernur R Soeprapto tahun 1986, Patung Diponegoro karya pematung Italia Cobertaldo tahun 1965.
Sementara itu, Monumen Nasional (Monas) mulai dibangun tahun 1961, dan Monumen Peristiwa Lapangan IKADA 19 September 1945, diresmikan Gubernur Wiyogo Atmodarminto 1988 .
“Seluruh bangunan kesejarahan Bangsa Indonesia itu berada pada satu poros garis lurus utara selatan yang membelah Taman Monas,” pungkas Dirman Surachmat.
Berita: Pri | Foto: Istimewa/Pri