Presiden World Bank Group Tinjau Kesiapan IMF World Bank Annual Meeting 2018 di Bali
Denpasar |
Dalam rangka meninjau kesiapan Indonesia sebagai tuan rumah pelaksanaan International Monetary Fund (IMF)–World Bank Annual Meeting 2018, Presiden World Bank Group Jim Young Kim berkunjung ke Bali, Jumat (6/7).
Kedatangan Jim Young Kim berserta rombongan disambut langsung oleh Gubernur Bali Made Mangku Pastika, di Three Mountains Kura-Kura Bali, Serangan, Denpasar, Bali.
Dalam sambutan Gubernur Pastika menyampaikan, bahwa Masyarakat Bali mengedepankan dan memegang teguh filosofi Tri Hita Karana, yaitu yang merupakan tiga konsep yang menyebabkan kebahagiaan dan keharmonisan.
“Maka Bali siap menyambut pertemuan kelas dunia yang akan dihadiri oleh 189 negara di dunia,” ujar Pastika dalam acara Tri Hita Karana for Clean Bali.
Kepada Presiden Jim Young Kim, Gubernur Pastika menjelaskan pada dasarnya hakikat ajaran Tri Hita Karana menekankan 3 hubungan manusia dalam kehidupan di dunia ini.
Ketiga hubungan itu, sambung Pastika, meliputi hubungan dengan sesama manusia, hubungan dengan alam sekitar, dan hubungan dengan Tuhan yang saling terkait satu sama lain.
“Setiap hubungan memiliki pedoman hidup menghargai sesama aspek sekelilingnya. Prinsip pelaksanaannya harus seimbang, selaras antara satu dan lainnya,” katanya.
Apabila keseimbangan tercapai, lanjutnya, manusia akan hidup dengan menghindari segala tindakan buruk. Hidup akan seimbang, tenteram dan damai.
“Dengan konsep inilah, Bali terkenal dengan sebutan the island of God, the island of Paradise and the Island of Love,” terang Pastika.
Untuk itu dirinya berharap para delegasi dari berbagai Negara nantinya dapat menikmati keindahan dan keharmonisan yang ada di Bali.
Gubernur Pastika juga mengatakan bahwa dengan konsep Adiluhung yang dimiliki oleh folisofi Tri Hita Karana, maka diharapkan dapat dimasukan kedalam agenda pembahasan pada IMF-Annual Meeting 2018.
Menurutnya, dengan menerapkan falsafah tersebut diharapkan dapat menggantikan pandangan hidup modern yang lebih mengedepankan individualisme dan materialisme.
Membudayakan Tri Hita Karana, sebut Pastika, akan dapat memupus pandangan yang mendorong konsumerisme, pertikaian dan gejolak. “Saya rasa hal ini sangat bagus diadopsi oleh negara-negara didunia yang saat ini masih memiliki gejolak maupun pertikaian,” pungkasnya.
Menanggapi hal tersebut, Presiden World Bank Group Jim Young Kim menyampaikan terima kasih atas perkenalan konsep Tri Hita Karana.
Menurutnya konsep ini sangat mengedepankan pentingnya toleransi untuk mewujudkan masyarakat yang harmonis di tengah negara yang damai.
“Saya melihat Indonesia merupakan Negara yang memiliki toleransi sangat tinggi, dimana berbagai agama dan keyakinan bisa hidup berdampingan didalamnya. Saya sangat kagum melihat hal ini,” ungkapnya.
Namun, Presiden Kim melihat dari seluruh konsep Tri Hita Karana hubungan manusia dengan lingkungan, saat ini menjadi ancaman untuk generasi penerus bangsa Indonesia.
Kim mencontohkan, salah satunya kondisi sampah yang belum tertangani dengan maksimal. Dirinya bersama rombongan sempat meninjau hutan mangrove yang terletak di daerah Suwung.
Menurutnya, kondisi hutan dengan sampah plastic dimana-mana yang merupakan bawaan dari laut, cukup memprihatinkan. Untuk itu ia berharap agar masyarakat mulai dari pemimpin desa agar bekerjasama dengan pemerintah untuk secara cepat menangani permasalahan sampah tersebut.
Disampaikan oleh Kim, bahwa World Bank akan bekerjasama dengan Pemerintah Indonesia untuk menangani permasalahan sampah ini, terutama terkait permasalahan sampah plastik yang mulai mengancam lingkungan daerah-daerah yang ada di Indonesia termasuk pulau Bali.
Acara hari itu juga dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Maritim, Menteri Keuangan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI, Rombongan Delegasi Perwakilan IMF-World Bank Group, Kepala Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Bali, Jro Bendesa Agung, Rektor Universitas Udayana, serta berbagai undangan lainnya.
Berita: Sigit | Foto: Istimewa