July 27, 2024

Nonton Wayang Beber Metropolitan di Museum Wayang, Pengunjungnya Lebih 800 Orang

Jakarta |
Wayang Beber merupakan jenis kesenian wayang tertua di Nusantara sejak abad ke 8  yang nyaris punah.

Namun digali dan diangkat kembali oleh pecinta seni tradisional seperti Samuel Santoso Adi Prasetyo alias Mas Samuel warga Depok yang wilayah kerjanya di DKI Jakarta.

Samuel dibantu 2 orang wanita antropolog dari Kroasia masing masing Tea Skrinjaric dan Maria Pretkovic yang sampai 3 tahun di Indonesia pergi pulang ke negaranya.

Unit Pengelola Museum Seni Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta juga memberikan   dorongannya dengan menggelar pertunjukan wayang beber beberapa kali di Museum Wayang, Jl Pintu Besar Utara nomor 27-29 Kota Tua Jakarta, antara lain pada tahun 2017 silam.

Terakhir Wayang Beber Metropolitan digelar di Auditorium Museum Wayang pada Minggu (1/11), dengan menampilkan jalan cerita ‘The X Virus’.

Kepala Satuan Pelayanan (Kasatpel) Museum Wayang  Sumardi, yang juga Ketua II Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) DKI Jakarta usai pertunjukan tersebut mengatakan pergelaran kali ini  cukup menarik.

Penilaian serupa diungkapkan Rusdi Bahawan yang bertugas merekam jalannya setiap pertunjukan di Museum Wayang. Dia mengacungkan jempolnya untuk penampilan Ki Samuel dan Ki Peter dari Hongaria dan kawan kawannya.

Banyak penonton yang merekam dan memotret adegan demi adegan dengan androidnya masing-masing. Namun ada juga pengunjung Museum Wayang yang datang duduk sejenak dan pergi lagi silih berganti mengisi 120 kursi yang tersedia di auditorium museum.

Mengenai cerita yang diangkat kali ini, Mas Samuel menjelaskan The X virus berangkat dari kegelisahannya  melihat dan merasakan kondisi Indonesia dan juga negara negara lain akhir-akhir ini.

“Pertemuan dengan Peter semakin membuka pikiran saya untuk mempertemukan dua cerita rakyat Indonesia dan Hongaria dalam satu cerita Wayang Beber. Akhirnya dua cerita rakyat yang telah saya adaptasi coba saya tuangkan dalam konsep Wayang Beber Kontemporer,” kata Mas Samuel, yang diiyakan Peter.

Menurut Samuel pengembaraan Karebet adaptasi dari tokoh cerita rakyat Jaka Kembang Kuning atau Panji Asmara Bangun yang mencari Cempluk, adaptasi dari tokoh Sekartaji.

“Tokoh cerita rakyat dari Honggaria saya memilih Feherlofia, karena ada kemiripan dengan pengembaraan Panji yg memiliki nilai pencarian jati diri. Nama Feherlofia tetap saya pertahankan namun sudah saya adaptasi ke era milinial” tutur Samuel.

Sedangkan The X Virus sendiri menurutnya merupakan simbol dari persoalan global yang berangkat dari ego personal.

Dalam proses pembuatan karya ini Samuel melibatkan anak muda dari beberapa perguruan tinggi, antara lain UI, UIN, Universitas Pancasila, dan Universitas Indraprasta.

Kasatpel Museum Wayang Sumardi mengatakan pengunjung museumnya hari Minggu (1/12) ada 819 orang. Itu sudah ternasuk  48 orang wisatawan mananegara yang terbanyak dari Malaysia 26 orang.

“Sementara sisanya berasal  dari Cina 6, Korea 5, Taiwan 4, Jepang dan Belanda masing masing 3 dan Hongaria, Inggeris dan Italia masing masing 2 orang,” jelasnya.

Menurut Sumardi, Wayang Beber merupakan lembaran yang bergambarkan beberapa adegan cerita panji dari zaman kerajaan Daha (Kediri) dan Jenggala (Singhasari), yaitu cerita roman Raden Panji Inu Kertapati dan Dewi Sekartaji. Lembaran itu dapat digulung dan kalau akan diceritakan baru dibeber.

Selain ada belasan koleksi Wayang Beber, Museum Wayang UP Museum Seni juga memiliki lebih dari 6.000 koleksi berbagai wayang baik wayang kulit.

Koleksi-koleksinya antara laian, Wayang Klitik dari lempengan kayu, Wayang Golek, gamelan, dan topeng dari berbagai daerah di Indonesia maupun negara di dunia yang dikoleksi sejak tahun 1975.

Setelah kesenian wayang  Indonesia diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO pada 7 November 2003, terlihat pengunjung Museum Wayang di Kota Tua Jakarta semakin banyak tiap tahun.

Tercatat tahun 2018 pengunjungnya mencapai 375.835 orang, termasuk 10.670 orang wisatawan mancanegara, artinya di tahun itu pengunjung museum ini rata rata 1.204 orang per hari termasuk rata rata 34 orang wisman per hari.

Pada Desember 2018 Presiden Joko Widodo menetapkan tanggal 7 November sebagai Hari Wayang Nasional.

Karena itu baik Museum Wayang UP Museum Seni Disparbud DKI Jakarta maupun PEPADI DKI Jakarta maupun PEPADI Jakarta Timur selama November yang baru lalu memperingatinya dengan menyuguhkan hiburan kepada masyarakat berbagai pergelaran wayang di Museum Wayang maupun di berbagai lokasi.

Berita: Pri | Foto-Foto: Istimewa/Rusdi B

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.