Opini

Indahnya Pesona Taman Ayun

Oleh Brigjen Marinir Tony Kurniawan*

Sabtu pagi yang teduh bersama rintik rintik hujan, 11 Januari 2025, saya, Brigjen Marinir Tony Kurniawan, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah Bali, berkesempatan untuk mengunjungi salah satu tempat yang menjadi kebanggaan Pulau Dewata, yaitu Puri Mengwi dan Pura Taman Ayun.

Perjalanan ini bukan sekadar silaturahmi biasa, melainkan sebuah kesempatan langka untuk menyelami nilai-nilai budaya, sejarah, dan keindahan spiritual yang tertanam di tempat ini.

Puri Mengwi adalah langkah pertama dalam perjalanan saya. Di sinilah saya menyaksikan jejak kejayaan masa lampau yang masih hidup hingga kini. Puri ini merupakan pusat dari Kerajaan Mengwi, salah satu kerajaan besar di Bali yang didirikan pada tahun 1634 Raja Mengwi I Gusti Agung Putu yang juga bergelar Cokorda Sakti Blambangan. Puri Mengwi bukan hanya menjadi saksi bisu sejarah, tetapi juga menjadi simbol harmoni antara kekuasaan, seni, dan spiritualitas.

Saat saya melangkah masuk, suasana megah langsung terasa. Ornamen tradisional Bali yang menghiasi setiap sudut puri memancarkan kemewahan yang anggun. Puri ini tidak hanya menjadi tempat tinggal keluarga kerajaan, tetapi juga menjadi pusat kebudayaan dan tradisi yang terus hidup. Di tempat ini, berbagai ritual adat dilakukan dengan penuh khidmat, mencerminkan hubungan mendalam antara manusia, alam, dan Sang Hyang Widhi Wasa.

Tidak jauh dari Puri Mengwi, perjalanan saya berlanjut ke Pura Taman Ayun. Dari kejauhan, pura ini sudah memancarkan aura keagungan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Dibangun pada tahun 1632 dan rampung pada tahun 1634 oleh Raja Mengwi, pura ini memiliki keindahan yang tak tertandingi. Nama “Taman Ayun,” yang berarti “taman yang indah,” sangat tepat menggambarkan suasana di sini. Dikelilingi taman-taman hijau yang asri dan kolam-kolam jernih yang menambah pesona, pura ini seperti sebuah oase yang menenangkan jiwa.

Namun, Pura Taman Ayun bukan hanya tentang keindahan fisiknya. Tempat ini memiliki makna spiritual yang mendalam. Sebagai pura keluarga kerajaan, pura ini menjadi tempat pemujaan roh leluhur Raja Mengwi. Kompleks pura dirancang dengan konsep Tri Mandala, yang membagi area menjadi tiga tingkatan spiritual: Nista Mandala sebagai area luar, Madya Mandala sebagai area tengah, dan Utama Mandala sebagai area paling suci. Arsitektur pura yang unik ini mencerminkan keseimbangan antara dunia spiritual dan dunia nyata, sebuah filosofi yang menjadi inti kehidupan masyarakat Bali.

Kabinda Bali Brigjen Marinir Tony Kurniawan. (Foto: Dok./Istimewa)

Pura Taman Ayun juga memiliki nilai historis yang diakui dunia. Pada tahun 2012, UNESCO menetapkannya sebagai salah satu Warisan Budaya Dunia, bersama tiga kawasan lainnya di Bali, yaitu persawahan berundak di Jatiluwih, Tabanan, kaldera gunung batur sebagai kawasan geopark dan kawasan sepanjang Sungai Pekerisan di Gianyar. Pengakuan ini bukan hanya membanggakan, tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya menjaga dan melestarikan warisan leluhur ini.

Salah satu momen bersejarah yang menambah nilai Pura Taman Ayun terjadi ketika Presiden India, Pratibha Devisingh Patil, menanam pohon manggis di kompleks pura ini. Sebuah pohon yang bukan hanya melambangkan persahabatan antarbangsa, tetapi juga menjadi simbol penghormatan terhadap kekayaan budaya Bali.

Di tengah suasana tenang dan damai, saya menyadari betapa pentingnya menjaga tempat-tempat seperti ini. Pura Taman Ayun bukan hanya sekadar destinasi wisata, melainkan sebuah warisan yang menyimpan pesan mendalam tentang kehidupan. Harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan yang tercermin di sini adalah pelajaran yang relevan untuk kita semua, terutama di era modern yang sering kali menjauhkan kita dari akar budaya dan spiritualitas.

Kunjungan saya ke Pura Taman Ayun dan Puri Mengwi menjadi pengingat bahwa sejarah dan tradisi adalah jembatan antara masa lalu dan masa depan. Tempat-tempat ini adalah harta yang harus kita jaga bersama, tidak hanya untuk masyarakat Bali, tetapi juga untuk seluruh bangsa Indonesia.

Ketika saya meninggalkan tempat ini, saya membawa pulang bukan hanya kenangan indah, tetapi juga rasa syukur dan kebanggaan. Bali, dengan segala pesonanya, telah menunjukkan bahwa keindahan sejati bukan hanya tentang apa yang terlihat oleh mata, tetapi juga tentang apa yang dirasakan oleh hati. Pura Taman Ayun adalah bukti nyata bahwa warisan leluhur yang kaya akan budaya, keindahan, dan spiritualitas akan selalu menjadi bagian dari identitas kita sebagai bangsa.

*Penulis adalah Kepala Badan Intelijen Daerah (Kabinda) Bali.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.