Diikuti Gubernur Bali dan Menteri KKP, Seminar ISFFS 2021 Resmi Dibuka Secara Virtual
Denpasar |
Perhelatan International Seminar on Fish and Fisheries Science (ISFFS) resmi dibuka secara daring atau online. Pelaksanaan ISFFS sendiri berlangsung selama dua hari yakni tanggal 13-14 Juli 2021.
Dalam pelaksanaannya seminar ISFFS tahun ini mengambil tema ‘Science And Innovative Technologies For Ensuring The Long-Term Sustainability of Fisheries Towards Society 5.0’.
Seminar internasional ini dihadiri oleh akademisi dan peneliti dari sembilan negara yaitu Selandia Baru, Belanda, Jepang, Korea Selatan, USA, Perancis, Jerman, Malaysia, dan Indonesia, dan dilakukan dalam bentuk 106 presenter oral dan 42 poster presentasi.
Gubernur Bali I Wayan Koster, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono, serta Rektor Universitas Udayana (Unud) Bali Anak Agung Raka Sudewi turut serta menghadiri dan memberikan kata sambutan dalam pembukaan ISFFS tahun ini.
Ketua ISFFS Charles PH Simanjuntak dalam seminar tersebut menyatakan bahwa seminar ini dimaksudkan untuk menyediakan platform bagi akademisi, peneliti, praktisi dan pemerintah untuk mengidentifikasi dan mengeksplorasi isu-isu, peluang dan solusi yang mempromosikan keberlanjutan jangka panjang sumber daya ikan dan perikanan terutama di daerah tropis.
“Pelaksanaan seminar internasional ini diharapkan mampu menyediakan Platform bagi kaum akademisi, peneliti, praktisi serta pemerintah terkait, guna mengidentifikasi dan mencari berbagai, masalah, tantangan peluang serta solusi guna mempromosikan keberlangsungan sumber daya ikan dan perikanan terutama di wilayah Tropis,” ujarnya, Selasa (13/7).
Sedangkan Ketua Masyarakat Iktiologi Indonesia (MII) Endi Setiadi Kartamihardja menyampaikan, dalam pembukaan Seminar ISFSS tahun ini juga turut menekankan bahwa keberadaan sektor perikanan saat ini telah menjadi sektor yang memiliki peranan penting.
“Sebagai salah satu sumber makanan serta memberikan dampak ekonomi yang cukup besar terhadap jutaan orang di berbagai dunia,” kata Endi Setiadi Kartamihardja.
Gubernur Bali I Wayan Koster dalam sambutannya turut menyampaikan ucapan selamat datang kepada seluruh peserta ISFFS sekaligus menyampaikan tentang posisi strategis Pulau Bali yang mana menempatkan sektor perikanan serta kelautan menjadi salah satu basis pembangunan ekonomi Bali.
“Dalam pembangunan satu pulau turut memiliki satu pola serta satu tata kelola yang baik. Hal ini demi mewujudkan kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya untuk mewujudkan kehidupan masyarakat Bali yang sejahtera dan bahagia atau yang dikenal dengan ‘Sat Kerthi Loka Bali’. Oleh sebab itu dibutuhkan sebuah upaya baik berupa riset dan inovasi guna mewujudkan hal tersebut,” ucapnya.
Selanjutnya Rektor Unud Bali Anak Agung Raka Sudewi menyampaikan ucapan terima kasih dan rasa bangganya dikarenakan Universtias Udayana sebagai salah satu bagian penting dalam ISFFS.
“Hal ini sebagai wujud partisipasi Universitas Udayana dalam realisasikan ide pengembangan teknologi dan pengetahuan, khususnya dalam dunia perikanan,” ucap Raka Sudewi.
Secara langsung Rektor Unud Bali mengharapkan luaran dari kegiatan ISFFS dapat menghasilkan publikasi ilmiah baik berupa Jurnal Ilmiah yang telah terakreditasi nasional dan Jurnal Internasional yang telah terindeks SCOPUS dan diharapkan mampu memberikan kebermanfaatan kepada masyarakat, serta meningkatkan kualitas dari ‘Tridharma’ pada pendidikan tinggi.
Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono dalam sambutan menyampaikan bahwa sektor kelautan dan perikanan menjadi salah satu sektor dalam pembangunan perekonomian nasional bila dikelola dengan baik dan benar.
Guna mewujudkan hal tersebut, sambungnya, KKP memperkenalkan istilah ‘Ekonomi Biru’ yakni ekosistem laut dan pesisir yang sehat, produktif dan dapat memberikan nilai ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat
“Kementerian memiliki tiga Program Prioritas yakni, pertama adalah peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sumber daya alam perikanan tangkap untuk kesejahteraan nelayan. Kemudian yang kedua pengembangan perikanan budidaya untuk pengingkatan ekspor yang didukung riset kelautan dan perikanan. Dan yang ketiga adalah pembangunan kampung-kampung perikanan budidaya tawar, payau, dan laut berbasis kearifan lokal,” pungkasnya.
Kerjasama di bidang teknologi, riset dan ilmu pengetahuan sangat diharapkan dari kegiatan ini. Kolaborasi antarlembaga dan pemangku kebijakan atau stakeholder khususnya di bidang perikanan dan kelautan dapat terwujud dengan lebih erat di masa yang akan datang.
Berita: Red | Foto: Ist.