Ajang CGS 2024 Bangun Generasi Peduli Iklim yang Tangguh
Jakarta |
Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) cq Pusat Pengembangan Generasi LHK telah sukses menyelenggarakan Climate Generation Summit (CGS) 2024, Jum’at (10/12).
CGS merupakan ajang pertemuan tingkat nasional yang menghadirkan perwakilan generasi peduli lingkungan dari alumni peserta Climate Generation Camp (GCG), Climate Innovation Generation Program (CIGPro), dan bimbingan teknis (bimtek) kewirausahaan kreatif untuk berdiskusi dan merumuskan aksi nyata dalam mengatasi krisis iklim.
Acara yang berlangsung selama dua hari tersebut memiliki tujuan untuk meningkatkan peran serta generasi lingkungan dalam mendukung target pencapaian upaya mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dari sektor kehutanan dan lahan (FOLU Net Sink).
Disamping juga memperkuat jejaring antar generasi lingkungan dari berbagai daerah agar dapat bersinergi dalam menjalankan aksi iklim di tingkat lokal, nasional, bahkan internasional serta melahirkan agen perubahan sebagai ‘komunikator dan persuator’ yang dapat mengajak masyarakat di sekitarnya untuk berpartisipasi dalam pelestarian hutan dan lingkungan.
Rangkaian kegiatan yang dilakukan, antara lain yang pertama Innovator Class, sebuah kelas untuk mengasah kreativitas dan inovasi hijau, CGC, CIGPro, Alumni Kewirausahaan Kreatif LHK. Kedua, Climate Generation Action, dirancang sebagai upaya konkret generasi muda untuk berkontribusi dalam mengatasi isu-isu terkait krisis iklim.
Kemudian yang ketiga adalah Climate Declaration, sebagai wadah untuk menyuarakan komitmen dalam mengatasi krisis iklim yang dibuat secara singkat dan dapat diingat sepanjang masa.
Keempat, Talk Together and Inspirational Dialogue with Minister yaitu audiensi dengan Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni untuk menyampaikan deklarasi generasi peduli iklim pada Rakornas Penyuluhan Kehutanan di Manggala Wanabakti, Jakarta.
Terakhir, yang kelima adalah Nature Eco Trip ke PT Polaris Orbit Indonesia (Sanofly), yang bertujuan untuk mempelajari praktik terbaik usaha yang menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan, serta bagaimana inovasi dapat menjadi solusi menjawab berbagai masalah lingkungan.
Kepala Pusat (Kapus) Pengembangan Generasi LHK Luckmi Purwandari menyampaikan harapannya melalui CGS dapat mencetak generasi peduli iklim yang tidak hanya memiliki pengetahuan yang mendalam, tetapi juga memiliki semangat yang tinggi untuk berkontribusi dalam upaya pelestarian lingkungan.
“Kami berharap para alumni dapat menjadi agen perubahan dan sebagai motor penggerak di komunitas dan di daerahnya masing-masing,” ujarnya, dilansir portal PPID Kementerian LHK, Kamis (16/12).
Kegiatan disemarakkan dengan kehadiran moderator Apik Karyana yang mengisi sesi ‘Innovator Class: Mengasah Kreatifitas dan Inovasi’.
Beberapa narasumber yang dihadirkan antara lain Ketua Harian II Folu Net Sink Agus Justianto yang mengisi sesi ‘Menjadi Pionir Hijau: Mengembangkan Inovasi untuk Lingkungan’.
Selain itu juga ada Staf Ahli Menteri Bidang Industri dan Perdagangan Internasional Novia Widyaningtyas pada sesi ‘Dari Ide ke Aksi: Menciptakan Inovasi Hijau yang Efektif’.
Terakhir juga dihadirkan narasumber Bambang Sutrisno yang mengisi sesi ‘Bagaimana Menjadi Young Leader on Climate’.
CGS diharapkan dapat menjadi agenda tahunan yang semakin besar dan melibatkan lebih banyak pihak. Kolaborasi antara pemerintah, swasta, civitas akademika, media sosial (medsos), dan masyarakat sangat penting untuk mencapai tujuan bersama dalam mengatasi perubahan iklim.
Pusat Pengembangan Generasi LHK berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan kapasitas generasi muda dan mendorong terciptanya solusi-solusi inovatif untuk mengatasi tantangan lingkungan.
Dalam kesempatan ini Pusat Pengembangan Generasi LHK juga memberikan apresiasi dan dukungan berupa alat pengering dan alat pembuatan pellet pakan ternak kepada lima orang peserta CGS yang selama ini konsisten melakukan pengelolaan sampah organik secara sirkular ekonomi di daerahnya masing masing.
Berita: Gate 13 | Foto: Istimewa