Airlangga: Penerapan Biodisel 20 akan Perkuat Kemandirian
Jakarta |
Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengemukakan bahwa produksi CPO (minyak sawit mentah) nasional di tahun 2017 kapasitasnya bisa mencapai 38 juta. Sedangkan ekspor 7,21 juta dan kebutuhan pangan nasional 8,86 juta.
Hal itu diutarakan Menperin Airlangga mengenai penerapan Biodisel 20 (B20) sebagai bahan baku yang akan digunakan secara konsisten diterapkan sepenuhnya.
“Artinya bahwa CPO ini bisa digunakan untuk energi tanpa memberikan tekanan kepada sektor pangan,” kata Airlangga dalam keterangan pers bersama Menko Perekonomian Darmin Nasution dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung usai Rapat Terbatas, di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (20/7).
Menurut Airlangga pemerintah akan merevisi Peraturan Presiden (Perpres) agar mencakup juga yang non-PSO (public service obligation) yang jumlahnya 16 juta. Sehingga ada penambahan permintaan terhadap biofuel ini sebesar 3,2 juta ton per tahun.
“Hanya saja, tahapannya nanti akan dibahas teknisnya berapa lama ini bisa dicapai. Tentunya kita memang mengharapkan bahwa ini bisa segera dilaksanakan dengan pola distribusi yang sama yang dilakukan sekarang antara PSO dan non PSO, artinya pihak swasta pun akan dilibatkan,” ujarnya.
Dia menambahkan, roadmap selanjutnya sesudah Biodiesel 20 persen ini mandatori dilaksanakan non dan PSO, maka tahapan rencana pemerintah berikutnya jarak menengah adalah mendorong industri untuk biofuel 100 persen.
Diungkapkan oleh Airlangga, bahwa sudah ada teknologi untuk biofuel 100 persen dan teknologi yang sama dengan fuel oil. Sehingga tidak mengganggu kondisi teknis dari kendaraan bermotor ataupun pembangkit dan yang lain.
Dengan demikian, lanjutnya, pemerintah mendorong bahwa akan terjadi substitusi impor dengan biofuel atau biodiesel yang 100 persen itu sering disebut sebagai green diesel.
“Jadi kita beralih dari bio 20 persen ke depannya jangka menengah, waktunya nanti pemerintah tentukan, menuju ke green diesel, 100 persen diesel. Dengan demikian kita menjadi mempunyai daya tahan atau kemandirian,” terang Menperin Airlangga.
Ini sepenuhnya, sambung Airlangga, dikerjakan di dalam negeri dan bahan baku dalam negeri, maka hal ini diyakini akan mempunyai multiplier effect terhadap 17 juta petani, 17 juta pekebun.
“Jadi inilah keberpihakan pemerintah agar kita terus mengembangkan ekonomi berbasis kemampuan sendiri,” pungkasnya.
Berita: Sigit | Foto: Istimewa