Ketua MA Pimpin Langsung Delegasi Hadiri Opening Legal Year Singapura 2025
Jakarta |
Ketua Mahkamah Agung (MA) Republik Indonesia (RI) Sunarto menghadiri acara ‘Opening Legal Year (OLY) Singapura 2025’ pada Senin (13/1) atas undangan dari pihak MA Singapura.
Acara Opening Legal Year merupakan bagian dari tradisi rutin peradilan Singapura dan negara-negara dengan tradisi ‘Common Law’ yang dilaksanakan setiap awal tahun.
Acara ini rutin dihadiri oleh delegasi MA RI sebagai negara tetangga terdekat dengan Singapura.
OLY adalah tradisi penting pengadilan-pengadilan pada negara anggota persemakmuran termasuk MA Singapura yang menandakan dibukanya operasi pengadilan pada tahun tersebut.
Seremoni penting yang dihadiri oleh pejabat penting peradilan dan hukum negara tersebut dan MA negara sahabat.
Secara protokol, acara dimulai dengan pidato pembukaan oleh Jaksa Agung Singapura Lucien Wong SC disambung dengan pidato oleh Ketua Law Society MS Lisa Sam Hui Min, dan terakhir ditutup oleh Response dari Ketua MA Singapura Sundaresh Menon.
Tercatat menghadiri acara tersebut, seluruh Hakim MA Singapura, perwakilan pemerintah, anggota law association, dan juga para tamu kehormatan asing.
Tahun 2025 ini OLY Singapura kembali dilakukan di Hall MA Singapura dan dipimpin langsung oleh Ketua MA Singapura The Hon Sundareh Menon.
Ketua MA Sunarto didampingi oleh Ketua Kamar Perdata I Gusti Agung Sumanatha, Ketua Kamar Pembinaan Syamsul Maarif, Sekretaris MA Sugiyanto, Staf Khusus Ketua MA Aria Suyudi, dan ADC Ketua MA Ridzky Putra Bintana.
Selain delegasi MA RI tercatat hadir Deputy Chief Justice of The People’s Supreme Court of the Lao PDR Honourable Khamphanh Bounphakhom, President of the Court of Appeal of Seychelles the Honourable Anthony Fernando, Judge of the Federal Court of Malaysia the Honourable Tan Sri Datuk Nallini Pathmanathan, dan Judge of the District Court of Queensland Honourable Nicholas Andreatidis KC.
Selain itu hadir juga hakim hakim internasional pada Singapore Internasional Commercial Court yaitu The Hon Robert French, mantan Chief justice High Court of Australia Hon James LB Allsop, dan mantan Chief Justice Federal Court of Australia Justice Anselmo Reyes, dan delegasi lainnya.
Bukan Sekedar Seremoni
Secara substansi Opening Legal Year juga merupakan acara yang dimana pemerintah memberikan pandangannya terhadap perkembangan dunia hukum, disambung dengan pandangan dari Asosiasi profesi, dan ditutup dengan response dari Mahkamah Agung Singapura.
Tahun ini Chief Justice Sundaresh Menon menekankan pentingnya upacara OLY ini, sehubungan dengan usia Singapura yang tahun ini memasuki usia ke 60.
Dalam pidatonya, Sundaresh Menon menyinggung beberapa aspek, pertama, etika dan masa depan profesi hukum, Ia menekankan seriusnya tantangan industri hukum dewasa ini di Singapura, yang akan menghambat perkembangan profesi ke depannya. Sehingga negara perlu mengambil langkah-langkah yang disebutnya terdiri dari ‘etos’.
“Etos mengacu pada landasan nilai dan kebiasaan yang menjadi contoh praktik hukum oleh profesi terhormat yang mengabdikan diri untuk mengejar keadilan dan yang menjunjung standar etika tertinggi,” ujarnya.
Selanjutnya adalah ‘belajar’, menurut Chief Justice hal tersebut mengacu pada kebutuhan untuk mengakar dalam pendidikan dan pelatihan berkelanjutan di setiap tahap karier seseorang.
“Ini juga mencakup pendampingan, yang melengkapi model pendidikan sepanjang karier dengan memberi pengacara akses ke model dan nasihat positif selama karier mereka,” jelasnya.
Dan terakhir, tambah Sundaresh Menon, rekomendasi komite tentang ‘profesi’ bertujuan untuk memanfaatkan sumber pengalaman, keahlian, dan sumber daya yang tersedia di antara sesama pengacara, firma hukum, dan lembaga profesional terkait.
“Untuk memberikan dukungan yang efektif kepada pengacara, dan jika perlu, rehabilitasi,” pungkasnya.
Selanjutnya Chief Justice Menon juga menekankan komitmen MA Singapura terhadap hubungan internasional, dengan menunjukkan berbagai program kerja sama yudisial internasional yang melibatkan peradilan Singapura sepanjang tahun 2024.
Termasuk Masterclass Training for Commercial Judges in Asia and Pacific yang sukses dilaksanakan bekerjasama dengan MA RI pada September 2024 lalu yang menjaring tidak kurang 70 peserta dari 17 negara asia dan pasifik.
Namun, mungkin perkembangan yang paling inovatif dalam setahun terakhir adalah pembentukan Komite Internasional SICC.
Pada bulan November 2024, sebuah RUU disahkan untuk pembentukan Komite Internasional guna menangani banding perdata dan proses terkait dari pengadilan di yurisdiksi asing yang ditentukan.
Anggota Komite Internasional akan mencakup anggota tetap yang diambil dari Hakim MA dan Hakim Internasional, dan anggota ad hoc yang diambil dari pengadilan yurisdiksi asing yang mengajukan banding ke Komite Internasional.
Ini menunjukkan bahwa Singapura telah mengambil langkah lebih jauh dalam internasionalisasi peradilan mereka, dengan melihat jauh kepada potensi sengketa lintas batas untuk kepentingan peningkatan daya saing negara mereka.
Berita: Gate 13 | Foto: Ist./Humas