April 18, 2024

Buka Malam Hari, Ribuan Wisatawan Padati Museum Kota Tua Jakarta

Jakarta |
Uji coba museum-museum di Kota Tua Jakarta yang di buka sejak pukul 8 pagi hingga pukul 8 malam telah berhasil mendongkrak jumlah pengunjungnya.

Semula selama bulan Ramadhan, pengunjungnya hanya ratusan orang namun kali ini meningkat 3 sampai 4 kali lipat dan mencapai ribuan orang.

Kepala Satuan Pelayanan (Kasatpel) Museum Wayang UP Museum Seni Sumardi mengemukakan, uji coba yang sudah berlangsung selama 2 hari menghasilkan peningkatan jumlah pengunjung.

“Ternyata selama uji coba dua hari sampai malam ini pengunjungnya kembali meningkat,” kata Sumardi di Jakarta, Jumat (7/6).

Pada hari kedua Lebaran 6 Juni 2019, Museum Wayang pengunjungnya mencapai 3.327 orang, termasuk 21 orang wisatawan mancanegara dari Belanda, Prancis, China, Jepang dan Korea.

Hari berikutnya, Jumat (7/6) pengunjungnya mencapai 3.432 orang, termasuk 24 wisatawan mancanegara dari Belanda, Korea dan China.

Padahal menurut Sumardi, selama bulan Ramadhan hingga 4 Juni 2019 pengunjung Museum Wayang hanya ratusan orang saja. “Uji coba buka  malam hari ini berlangsung sampai 9 Juni nanti,” tambahnya.

Hal yang menggembirakan, sambungnya, apresiasi pengunjung terhadap wayang sebagai warisan budaya dunia yang sudah diakui UNESCO sejak November 2003 itu cukup tinggi.

“Buktinya usai menyusuri lorong ruang pamer yang dipajang berbagai jenis wayang dari seluruh nusantara dan dunia, para pengunjung menyerbu toko cinderamata berbagai bentuk wayang yang dijual di situ,” ungkapnya.

Koleksi museum ini tercatat lebih dari 6.000 wayang kulit, wayang klitik, wayang beber, wayang golek, boneka, topeng dan gamelan dari seluruh dunia.

Sementara itu, menyusutnya pengunjung museum di bulan puasa yang baru lalu juga dialami Museum Sejarah Jakarta (MSJ) yang diungkapkan oleh Kepala UP Museum Kesejarahan Jakarta Sri Kusumawati, maupun Kasubbag Tata Usaha H Namin.

Namun setelah usai puasa dan memasuki liburan sekolah, pengunjung MSJ meningkat lagi. Tercatat pengunjung MSJ pada Kamis (6/6) mencapai 11.650 orang, termasuk 170 orang wisman dari China, Singapura, Belanda, Philipina, AS, dan Jerman.

Hari berikutnya Jumat (7/6) pengunjungnya tetap membludag sebanyak 11.122 orang, termasuk wisatawan mancanegara 131 orang dari berbagai negara. Diantaranya terbanyak dari China, Belanda, Malaysia, Jepang, Philipina, Jerman  dan Peru.

Pengamat pariwisata dan  budaya H Abu Galih menilai, meningkatnya kembali jumlah pengunjung di kedua museum tersebut karena sekarang ini sudah masuk masa liburan sekolah dan sudah usai bulan puasa.

Sesuai catatan Kasubag TU Museum Kesejarahan Jakarta H Namin, bulan Ramadhan yang baru lalu pengunjung MSJ pada 7 Mei 2019 hanya 134 orang, termasuk 35 orang wisman. Sedangkan pada 8 Mei 2019 menjadi 660 orang, termasuk 35 orang wisman.

“Museum di Kota Tua buka malam hari juga merupakan keindahan tersendiri. Dengan tata cahaya yang cantik tiap koleksi di ruang pamer museun akan terlihat lebih menarik, lebih atraktif,” kata Abu Galih.

Menurutnya, hal itu ditambah gedung museum yang memang antik membuat pengunjung merasakan keindahan tersendiri menjelajah ruang demi ruang gedung kuno tersebut.

Disebutkan oleh H Namin, pengunjung MSJ dalam bulan Ramadhan yang baru lalu menyusut tajam. Biasanya sehari antara 1.000 sampai 2.000 pada hari biasa dan 3.000 sampai 6.000 orang pada akhir pekan.

“Pada bulan puasa turun drastis tinggal ratusan orang sampai 1.200an saja. Namun sekarang kembali banyak pengunjung,” ungkapnya.

Pemandu wisata di MSJ, Lulu Azizah tidak membantah bahwa para wisatawan pengunjung MSJ juga kelihatan betah  menikmati tiap ruang pamer dalam museum itu.

Namun Sri Kusumawati menjelaskan MSJ buka sampai malam hari ini baru uji coba yang berlaku sampai dengan 9 Juni 2019. “Setelah itu dievaluasi dan kemudian diputuskan  apakah diteruskan atau tidak,” katanya.

Berita: Pri | Foto: Istimewa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.