Masyarakat Iktiologi Indonesia dalam International Seminar On Fish and Fisheries Science Tahun 2021
Denpasar |
The 2030 Agenda for Sustainable Development lebih dikenal dengan Agenda 2030 menjadi sebuah visi baru bagi setiap negara di dunia dalam menjamin keadilan serta tidak ada satupun negara yang tertinggal.
Guna mencapai visi tersebut, maka ditetapkan salah satu tujuan yakni kontribusi dan peran penting sektor perikanan dan akuakultur untuk menjamin ketersediaan protein hewani dan nutrisi bagi umat manusia.
Selain itu, dipastikan untuk kegiatan perikanan dan akuakultur yang memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan baik dari sudut ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup sebagaimana ditetapkan dalam FAO Code of Conduct for Responsible Fisheries Tahun 1995.
Keberadaan Industri 4.0 dalam perkembangannya telah membawa banyak perubahan drastis di berbagai sektor. Salah satunya adalah sektor kelautan dan perikanan, terbukti melalui penggunaan teknologi digital dalam dunia perikanan telah menunjukan perkembangan yang sangat memuaskan bagi Indonesia.
Merujuk data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tahun 2019, Indonesia berhasil meningkatkan produktivitas perikanan tangkap sebanyak 2.91 Juta ton terhitung dari tahun 2016 sebanyak 6.54 Juta ton menjadi 9.45 Juta ton tahun 2018.
Oleh sebab itu, pengembangan riset terbaru untuk menjawab setiap permasalahan dalam tantangan di bidang Ikan, perikanan, akuakultur, dan kelautan menjadi hal mutlak untuk dilakukan guna mendukung perkembangan Industri 4.0.
Sejalan dengan hal tersebut kehadiaran para dosen, peneliti, pakar, dan praktisi pemerhati lingkungan menjadi tokoh kunci dalam menjamin perkembangan tersebut. Kerjasama dan kolaborasi riset antara universitas, lembaga riset, kementerian, dan lembaga internasional menjadi hal penting yang harus digalakkan guna mencapai visi Indonesia maju 2045 sekaligus menjadi jawaban dari Agenda 2030.
Masyarakat Iktiologi Indonesia (MII) yang dibentuk 6 Juli 2000 di Bogor menjadi salah satu himpunan profesi nirlaba yang menggali dan mengembangkan ilmu dalam bidang keikanan di Indonesia.
Sesuai dengan visi dan misinya, MII yang beranggotakan para dosen, peneliti, dan permerhati ikan dari berbagai universitas di bawah pemerintah dan Lembaga Sosial Masyarakat (LSM), secara rutin menggali dan menyebarluaskan ilmu dan teknologi terbaru bidang ikan dan perikanan melalui penerbitan jurnal ilmiah yaitu Jurnal Iktiologi Indonesia (JII) sejak tahun 2000, Majalah Ilmiah Populer yakni Warta Iktiologi (WI) mulai tahun 2017 sebagai informasi kegiatan perikanan yang khusus diperuntukan bagi masyarakat awam.
Selain itu, MII juga aktif melakukan berbagai seminar seperti ‘Seminar Nasional Keanekaragaman Hayati Ikan’ (Tahun 2000) dan ‘Seminar Nasional Ikan’ yang dilaksanakan secara berkala setiap 2 tahun sekali (2002–2018).
Selama kondisi pandemi Covid-19, MII telah melaksanakan MII Webinar Series secara daring (online) setiap bulan sejak Juni 2020 sampai dengan bulan maret 2021. Dan akan dilanjutkan dengan pelaksanaan seminar internasional (online) pada bulan Juni.
Seminar Internasional online akan diselenggarakan di Denpasar Bali pada Tanggal 13-14 Juli Tahun 2021, dengan tema ‘Science and Innovative Technologies for Ensuring the Long-Term Sustainability of Fisheries Toward Society 5.0’.
Pembicara utama (Keynote Speakers) dalam Seminar internasional tersebut adalah Ir. Sakti Wahyu Trenggono, M.M. (Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia), Prof. Dr. Ir. I Wayan Arthana M.S. (Dekan Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana).
Selain itu seminar internasional ini juga turut mengundang Pembicara dari luar yaitu Dr. Nicolas Hubert (Institut de Recherche pour ke Developpment/IRD, Francis); Prof. Dr. Dr. Habil Sven M. Bergmann (Friderich-Loeffler-Institute/FLI – Institute of Technology of Infectiology, Jerman); Prof. Dr. Teguh Peritiwady (Bitung Research Station, Research Center for Oceanography, Indonesian Institute of Science); Dr. Allen Collins (National Museum of Natural History, Smithsonian Institution USA).
Dalam kegiatan ini, MII bekerja sama dengan Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana Bali; Pusat Penelitian Biologi LIPI; Pusat Riset Perikanan, Badan Riset, dan Sumber daya Manusia Kelautan dan Perikanan, KKP; Biodiversitas Indonesia (BIONESIA); Pascasarjana Universitas Udayana Bali; Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB; dan Politeknik Ahli Usaha Perikanan (AUP) KKP.
Luaran (Output) dari kegiatan ini, dimana para peneliti dan dosen Indonesia dapat mempublikasikan hasil risetnya dalam berbagai Jurnal Internasional bereputasi, Prosiding Internasional terindeks Scopus, dan jurnal nasional terakreditasi (SINTA 2).
Informasi lengkap terkait dengan kegiatan seminar internasional online tersebut dapat langsung mengunjungi situs isffs-mil.org.
Berita: Red | Foto: Istimewa