Pemerintah Terus Dorong Tranformasi Sektor Pertanian
Bogor |
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Darmin Nasution mengatakan, meski pertanian merupakan salah satu sektor yang berpotensi besar, namun pertumbuhannya dinilai masih lambat.
Dilansir ekon.go.id, pada triwulan III 2017, sektor pertanian tumbuh di angka 2,92 persen. Nilai ini turun dibandingkan triwulan sebelumnya yakni 3,3 persen.
Menko menilai beberapa faktor menjadi kendala sektor pertanian tidak tumbuh pesat seperti sektor lainnya. Salah satunya adalah masih rendahnya penggunaan bibit unggul.
“Kesadaran masyarakat Indonesia untuk membeli bibit unggul masih rendah dibandingkan negara lain,” sebut Darmin saat menjadi keynote speaker pada acara Musyawarah Nasional (Munas) Himpunan Alumni Institut Pertanian Bogor (HA IPB), di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (16/12).
Adanya transformasi, papar Darmin, diperlukan guna meningkatkan produktivitas di sektor pertanian. “Pertama, perlu adanya tindakan tegas terhadap kegiatan jual beli bibit palsu yang selama ini beredar,” katanya.
Diingatkan oleh Menko Darmin Nasution, bibit harus certified dan pemerintah harus berani menindak tegas para pelaku penjual bibit palsu.
sedangkan yang kedua, sambung Darmin, petani harus mulai memikirikan untuk mengubah cara bercocok tanam yang baik dan lebih modern. Ketiga, tersedianya off taker (lembaga penjamin pasar) di sentra produksi pertanian.
“Transformasi di bidang pertanian bukan suatu hal yang mahal, tapi kita pasti bisa melakukan itu,” pungkasnya.
Pemerintah terus mendorong upaya transformasi di sektor pertanian, karena berperan penting bagi perekonomian tanah air. Hal ini didasari data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut sektor pertanian menjadi penyumbang kedua terbesar produk domestik bruto (PDB).
Berita: Mh | Foto: Istimewa/ekon.go.id